Jakarta (ANTARA News) - Remaja putri yang mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah berisiko melahirkan anak yang mengalami kekerdilan atau "stunting" dikarenakan defisit gizi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kuwat Sri Hudoyo mengatakan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, remaja putri banyak yang mengalami anemia akibat menstruasi namun tidak mengimbangi asupan makanan mengandung zat besi untuk mengembalikan sel-sel darah yang terbuang.

"Gizi seimbang perlu diperhatikan apalagi bagi remaja putri. Jangan sampai menderita anemia," kata Kuwat.

Kuwat mengatakan remaja putri yang terkena anemia akan terganggu kesuburannya. Sehingga ketika pada saatnya menikah dan mulai hamil, asupan gizi untuk bayi yang dikandungnya menjadi kurang dan akhirnya melahirkan bayi dengan kekerdilan.

Untuk mencegahnya, kata Kuwat, Kemenkes melakukan intervensi dengan membagikan tablet tambah darah bagi remaja putri di tingkat SMA atau sederajat.

Selain itu, Kuwat juga berharap penanganan masalah anemia pada perempuan diharapkan peran dari pihak swasta agar dapat memberikan tablet tambah darah untuk pekerja perempuan.

Kuwat menjelaskan peringatan Hari Kesehatan Nasional yang ke-53 menekankan pada penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Untuk tahun ini, masyarakat diharapkan melakukan Germas setidaknya pada tiga fokus utama yaitu melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan buah; sayur; dan ikan, serta memeriksa kondisi kesehatan tubuh secara berkala.

(T.A071/T007)