Padang (ANTARA News) - Animo masyarakat cukup tinggi untuk melihat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci-945 sejak digelar "open ship" Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada Rabu (8/11).

"Animo masyarakat ternyata cukup tinggi untuk menyaksikan dan melihat langsung KRI Bima Suci yang baru ini, di luar perkiraan awal," kata Komandan Lantamal Padang Laksamana Pertama TNI Agus Sulaeman, di Padang, Kamis.

Ratusan masyarakat serta pelajar mendatangi Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, tempat KRI Bima Suci bersandar.

Selain melakukan kunjungan kapal, masyarakat tampak mengabadikan momen dengan berfoto di atas kapal latih itu.

Mengingat tingginya minat masyarakat dan pelajar itu pihak Lantamal akhirnya menyiapkan tim pengamanan dan kesehatan dan pendampingan dari personel Lantamal II, Yonmarhanlan II, dan Anak Buah Kapal (ABK) KRI Bima Suci-945.

Kunjungan kapal tersebut dibuka oleh TNI AL selama KRI Bima Suci berada di Padang, hingga11 November 2017.

Kapal itu telah bersandar di Dermaga Empat Teluk Bayur, Padang, sejak Rabu (8/11). Itu adalah pelabuhan pertama KRI Bima Suci di Indonesia.

Kapal itu berangkat dari negara tempat pembuatan yaitu Spanyol, pada 18 September 2017. Setelah melakukan perjalanan panjang satu bulan lebih dan melewati beberapa negara seperti Italia, Mesir, Arab Saudi, Oman, dan Colombo, kapal tersebut akhirnya sampai di Indonesia.

Direncanakan KRI Bima Suci akan segera bertolak dari Padang menuju Jakarta untuk melakukan serah terima secara resmi pada 11 November 2017.

"Masyarakat dipersilakan untuk mengunjungi kapal sampai 11 November nanti, karena open ship digelar selama kapal berada di Padang," kata Agus Sulaeman.

Selain open ship, pada Kamis di tempat terpisah juga dilangsungkan kirab kota yang menampilkan Drum Band Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL).

Kirab kota adalah tradisi yang dilakukan taruna setiap singgah di suatu pelabuhan.

Pasukan kirab terdiri dari Lantamal II, TNI AD, TNI AU, Brimob, dan Paskibraka.

Kirab kota dimulai dari Kantor Gubernur Sumatera Barat, dan berakhir di Monumen Perdamaian Muaro Lasak.