Phnompenh (ANTARA News) - Warga Kamboja pada Kamis menandai peringatan ke-64 kemerdekaan negaranya dari Prancis dengan melepaskan merpati dan balon ke langit di Monumen Kemerdekaan di ibu kota, Phnompenh.

Mendiang Raja Norodom Sihanouk mengumumkan kemerdekaan Kamboja dari Prancis pada 1953 setelah merebut kekuasaan setahun sebelumnya dalam kudeta tanpa perang, namun negara tersebut mempertahankan hubungan baik dengan negara Eropa.

Peringatan kemerdekaan pada Kamis dihadiri oleh Raja Norodom Sihamoni dan Perdana Menteri Hun Sen, yang telah memerintah Kamboja lebih dari 30 tahun, serta dihadiri ribuan anak sekolah, pegawai negeri dan diplomat asing.

Kamboja berada di bawah pemerintahan Prancis selama hampir satu abad sebelum merdeka pada 1953.

Hun Sen di Facebook memuji Raja Norodom Sihanouk, yang mengabdikan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan.

"9 November adalah hari yang membawa kemerdekaan, kesatuan wilayah, perdamaian dan pembangunan," kata Hun Sen.

Partai Rakyat Kamboja yang dipimpin Hun Sen telah menindak oposisi dalam beberapa bulan terakhir menjelang pemilihan 2018. Pemerintahnya telah meminta Mahkamah Agung untuk membubarkan oposisi utama, Partai Penyelamatan Nasional Kamboja.

Pengadilan diperkirakan memutuskan masalah tersebut pada minggu depan.