Masyarakat Pangkalpinang diimbau tidak terprovokasi video pemukulan oleh guru
6 November 2017 18:32 WIB
Screen shot salah satu adegan guru pukul siswa yang beredar luas di media sosial. Dalam gambar seorang guru hendak mengampiri siswa dan memukulnya berkali-kali. (ANTARA News/istimewa)
Pangkalpinang (ANTARA News) - Kepolisian Resor Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung mengimbau kepada masyarakat di daerah itu agar tidak terprovokasi terkait beredarnya video pemukulan siswa oleh guru salah satu SMP yang tengah viral saat ini.
Kasat Intelkam Polres Pangkalpinang, AKP M Adi Putra, Senin, mengatakan dari hasil penyelidikan dan pulbaket Satuan Intelkam Polres Pangkalpinang bahwa video tersebut bukan terjadi di Kota Pangkalpinang.
"Di ketahui kejadian dalam video tersebut diduga terjadi di daerah Pontianak, dimana saat ini sedang diselidiki lebih dalam oleh pihak kepolisian setempat," katanya.
Adi mengatakan, video tersebut dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan provokasi di Pangkalpinang dengan disambung-sambungkan berita kejadian pemukulan guru terhadap muridnya di SMPN 10 Pangkalpinang pada Oktober 2017, sehingga seolah-olah apa yang ada di video tersebut merupakan kejadian yang ada di SMP N 10 Pangkalpinang.
Dikatakannya, kejadian yang ada di video itu tidak ada hubungannya dengan kejadian yang ada di SMPN 10 Pangkalpinang, di mana kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang juga tidak seheboh apa yang diberitakan dan berita yang tersebar di medsos cenderung berlebihan.
"Kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak sekolah, Diknas Kota Pangkalpinang dan orang tua murid serta murid yang bersangkutan tidak mempermasalahkannya lagi," katanya.
Ia menjelaskan dalam kronologis kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang bukan di dalam kelas tetapi di luar kelas, di mana awalnya murid yang sedang berada di luar kelas memanggil nama guru yang sedang mengajar di dalam kelas, kemudian guru tersebut mengejar murid tersebut dan setelah itu terjadilah pemukulan namun tidak melakukan penganiayaan berat seperti apa yang diedarkan di medsos.
"Kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang hanya satu murid, sedangkan di video tersebut muridnya ada dua orang sehingga sangat berbeda. Begitu juga setelah dicek ke TKP dan dihubungkan dengan TKP di video tersebut banyak dan hampir semua berbeda," katanya.
Adi mengatakan, Kota Pangkalpinang sudah kondusif, sehingga harus dijaga selalu dan masyarakat diminta mempercayakan segala berita dan informasi ke pihak kepolisian atau pihak terkait yang dapat dipercaya.
"Karena bila kita menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya, maka akan menimbulkan provokasi dan meresahkan di dalam masyarakat dan akan berakhir terganggunya situasi kamtibmas. Kami lagi menyelidiki lebih mendalam siapa yang menyebarkan berita provokasi ini," ujarnya.
Kasat Intelkam Polres Pangkalpinang, AKP M Adi Putra, Senin, mengatakan dari hasil penyelidikan dan pulbaket Satuan Intelkam Polres Pangkalpinang bahwa video tersebut bukan terjadi di Kota Pangkalpinang.
"Di ketahui kejadian dalam video tersebut diduga terjadi di daerah Pontianak, dimana saat ini sedang diselidiki lebih dalam oleh pihak kepolisian setempat," katanya.
Adi mengatakan, video tersebut dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan provokasi di Pangkalpinang dengan disambung-sambungkan berita kejadian pemukulan guru terhadap muridnya di SMPN 10 Pangkalpinang pada Oktober 2017, sehingga seolah-olah apa yang ada di video tersebut merupakan kejadian yang ada di SMP N 10 Pangkalpinang.
Dikatakannya, kejadian yang ada di video itu tidak ada hubungannya dengan kejadian yang ada di SMPN 10 Pangkalpinang, di mana kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang juga tidak seheboh apa yang diberitakan dan berita yang tersebar di medsos cenderung berlebihan.
"Kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak sekolah, Diknas Kota Pangkalpinang dan orang tua murid serta murid yang bersangkutan tidak mempermasalahkannya lagi," katanya.
Ia menjelaskan dalam kronologis kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang bukan di dalam kelas tetapi di luar kelas, di mana awalnya murid yang sedang berada di luar kelas memanggil nama guru yang sedang mengajar di dalam kelas, kemudian guru tersebut mengejar murid tersebut dan setelah itu terjadilah pemukulan namun tidak melakukan penganiayaan berat seperti apa yang diedarkan di medsos.
"Kejadian di SMPN 10 Pangkalpinang hanya satu murid, sedangkan di video tersebut muridnya ada dua orang sehingga sangat berbeda. Begitu juga setelah dicek ke TKP dan dihubungkan dengan TKP di video tersebut banyak dan hampir semua berbeda," katanya.
Adi mengatakan, Kota Pangkalpinang sudah kondusif, sehingga harus dijaga selalu dan masyarakat diminta mempercayakan segala berita dan informasi ke pihak kepolisian atau pihak terkait yang dapat dipercaya.
"Karena bila kita menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya, maka akan menimbulkan provokasi dan meresahkan di dalam masyarakat dan akan berakhir terganggunya situasi kamtibmas. Kami lagi menyelidiki lebih mendalam siapa yang menyebarkan berita provokasi ini," ujarnya.
Pewarta: Ahmadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: