Padang (ANTARA News) - Pengangguran di Provinsi Sumatera Barat pada Agustus 2017 didominasi oleh luusan diploma, bergeser dari kondisi pada Februari yang lebih banyak lulusan sarjana, Badan Pusat Statistik mengungkapkan.

Dari 2,48 juta angkatan kerja Sumbar pada Agustus, 12,8 ribu orang di antaranya merupakan penganggur terbuka dan paling banyak lulusan diploma dengan porsi 10,26 persen, kata Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumbar, Setio Nugroho, di Padang, Senin.

Menurutnya, dominasi lulusan pendidikan tinggi dalam jumlah penganggur terbuka diduga karena kalangan ini cenderung memilih-milih pekerjaan.

"Hal ini berbeda dengan rata-rata nasional yang mana penganggur didominasi oleh lulusan SMK," lanjut dia

Kemudian pada peringkat kedua penganggur di Sumbar didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMK sebesar 8,55 persen dan setelah itu lulusan SMA sebanyak 7,81 persen.

Dilihat dari kabupaten kota yang ada penganggur terbesar berada di Padang sebanyak 9,44 persen, Bukittinggi 6,94 persen, Kabupaten Pasaman 6,81 persen dan Kabupaten Padangpariaman 6,65 persen.

Sementara dari sisi lapangan kerja utama, persentase penduduk Sumbar didominasi oleh mereka yang bekerja di sektor pertanian sebesar 35,16 persen, perdagangan 24,43 persen, jasa kemasyarakatan 17,96 persen, industri 8,53 persen, konstruksi 5,87 persen dan transportasi 4,11 persen.

Selanjutnya dilihat dari sisi pekerjaan utama di Sumbar didominasi oleh buruh, karyawan dan pegawai sebesar 31,75 persen, berusaha sendiri 22,75 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap 15,95 persen dan pekerja keluarga 12,45 persen.

Setio memaparkan dilihat dari trend yang berkembang pada periode Agustus 2016 sampai Agustus 2017 sektor yang mengalami peningkatan penduduk bekerja adalah perdagangan 2,38 poin, konstruksi 0,96 poin, jasa kemasyarakatan 0,29 poin.

Sementara sektor yang mengalami penurunan tenaga kerja adalah pertanian 1,28 poin, pertambangan 1,11 poin, keuangan 0,57 poin, tramsportasi 0,33 poin, industri 0,25 poin dan listri, gas serta air 0,10 poin, kata dia.

Tidak hanya itu ia juga memaparkan sebanyak 1,51 juta penduduk Sumbar atau 64,39 persen bekerja di sektor informal.

Angkatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja.

Penganggur terbuka adalah masyarakat yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha, atau tidak mencari kerja karena merasa tidak mungkin mendapatkannya serta mereka yang sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja.

Sebelumnya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan pihaknya berupaya menekan angka pengangguran di daerah itu melalui pengembangan usaha kecil menengah (UKM) skala rumah tangga dalam bentuk pemberian modal kerja.

"Salah satu upaya yang dilakukan dengan program pemberdayaan ekonomi berupa pengembangan usaha skala rumah tangga sesuai dengan semangat warga Sumbar yang memiliki jiwa dagang," ujar dia.

Ia menilai pembangunan pengembangan industri yang berbasis padat karya tidak tepat untuk Sumbar karena karakter orangnya yang tidak suka bekerja pada sektor perburuhan, lanjutnya.