Jakarta (ANTARA News) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mendukung edukasi masyarakat tentang pola hidup sehat yang dilakukan oleh Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK ).

Konsep yang diusung LK2PK sejalan dengan implementasi program promotif preventif yang selalu digalakkan BPJS Kesehatan untuk menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.

"Kami berharap LK2PK dapat turut mengoptimalkan pelaksanaan JKN-KIS, serta membimbing perilaku masyarakat untuk berubah ke arah yang lebih sehat," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Layanan yang disediakan oleh Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) antara lain layanan manajemen bencana, kampanye kesehatan, pemberdayaan masyarakat dalam hal kesehatan, penanganan pengaduan masyarakat soal kesehatan serta melakukan penelitian dan pengkajian hal-hal terkait kesehatan.

LK2PK juga siap memberikan bantuan hukum bagi masyarakat untuk memperoleh jaminan perawatan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Fachmi menjelaskan bahwa penyakit katastropik cenderung muncul akibat faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya.

Jika dibiarkan, lanjut dia, hal ini dapat membawa dampak serius terhadap kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS.

Fachmi memaparkan hingga semester I tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp12,7 triliun atau 24,81 persen dari total biaya rumah sakit.

BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga masyarakat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif.

Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif BPJS Kesehatan.

"Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa, sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya," jelas Fachmi.

Ke depannya dia berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat.

Data BPJS Kesehatan per 1 November 2017 mengemukakan jumlah peserta JKN-KIS telah mencapai 184.486.348 jiwa.

BPJS Kesehatan juga telah bekerja sama dengan 21.384 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas 9.842 Puskesmas, 4.709 dokter praktik perorangan, 5.642 klinik pratama, 14 RS kelas D pratama, serta 1.177 dokter gigi.

Sementara di tingkat rujukan, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 5.642 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri atas 2.258 rumah sakit dan klinik utama, 2.370 apotek, dan 1.014 optik.

(T.A071/S023)