22 hektare sawah di Desa Malik Bangka Selatan terendam banjir
5 November 2017 18:01 WIB
Dokumentasi Seorang warga mencari keong di sawah yang terendam banjir di Desa Klampok, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (18/2/2017). Puluhan hektar tambak bandeng, areal persawahan padi dan bawang merah terendam banjir, mengakibatkan petani mengalami kerugian yang tidak sedikit. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Toboali (ANTARA News) - Sekitar 22 hektare sawah di Desa Malik Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terendam banjir akibat hujan lebat yang mengguyur daerah itu.
"Puluhan hektare sawah yang terendam ini terancam gagal panen," kata Petugas POPT Kecamatan Payung Hotib, S.TP di Toboali, Minggu.
Ia menjelaskan tanaman padi yang terendam itu usianya rata rata sudah 47 hari dan tidak lama lagi akan panen.
"Kerusakannya berkisar 85 hingga 100 persen dan ini sudah masuk kategori puso," katanya.
Hotib mengatakan dengan kejadian ini masyarakat dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar.
"Hujan beberapa hari dengan intensitas sedang hingga lebat merendam puluhan sawah petani. Apalagi belum adanya saluran irigasi untuk mengurangi debit air sawah petani," katanya.
Menurut dia sawah ini merupakan program cetak sawah 2017 dan belum tersedia saluran irigasi serta ditambah ada pedangkalan alur Sungai Nambi.
"Memang lahan sawah ini baru saja dicetak dan belum ada irigasi maka sebaiknya Pemda segera merencanakan untuk membangun saluran irigasi," ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah maupun pusat melalui dinas terkait membangun saluran irigasi dan mengeruk aliran sungai agar permasalahan banjir bisa diatasi.
"Saat ini petani Desa Malik sangat antusias menyambut program pencetakan sawah dan mengharapkan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai," harapnya.
"Puluhan hektare sawah yang terendam ini terancam gagal panen," kata Petugas POPT Kecamatan Payung Hotib, S.TP di Toboali, Minggu.
Ia menjelaskan tanaman padi yang terendam itu usianya rata rata sudah 47 hari dan tidak lama lagi akan panen.
"Kerusakannya berkisar 85 hingga 100 persen dan ini sudah masuk kategori puso," katanya.
Hotib mengatakan dengan kejadian ini masyarakat dipastikan mengalami kerugian yang cukup besar.
"Hujan beberapa hari dengan intensitas sedang hingga lebat merendam puluhan sawah petani. Apalagi belum adanya saluran irigasi untuk mengurangi debit air sawah petani," katanya.
Menurut dia sawah ini merupakan program cetak sawah 2017 dan belum tersedia saluran irigasi serta ditambah ada pedangkalan alur Sungai Nambi.
"Memang lahan sawah ini baru saja dicetak dan belum ada irigasi maka sebaiknya Pemda segera merencanakan untuk membangun saluran irigasi," ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah maupun pusat melalui dinas terkait membangun saluran irigasi dan mengeruk aliran sungai agar permasalahan banjir bisa diatasi.
"Saat ini petani Desa Malik sangat antusias menyambut program pencetakan sawah dan mengharapkan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai," harapnya.
Pewarta: Kasmono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: