BEI: kenaikan indeks saham Indonesia tertinggi di dunia
Dokumentasi Festival Pasar Modal Syariah (kiri-kanan) Direktur Perdagangan dan Pengaturan BEI Alpino Kianjaya, Direktur KSEI Friderica Widyasari Dewi, Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, Direktur KPEI Indriani Darmawati, Direktur Pengawas Transaksi dan Kepatuahan BEI Hamdi Hassiarbaini memberikan keterangan pers terkait penyelenggaraan Festival Pasar Modal Syariah 2016 di BEI, Jakarta, Senin (28/3). Pameran yang akan diikuti 44 perusahaan tersebut digelar Rabu (30/3) hingga Sabtu (2/4) dan bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pd/16. ()
"Kenaikannya (selama 10 tahun) 227,60 persen. Tidak ada negara lain yang lebih tinggi dari itu," kata Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Nicky Hogan dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, di tengah penjualan investor asing lebih dari Rp20 triliun, indeks saham Indonesia tetap mengalami kenaikan 13,87 persen. "Dalam satu dasawarsa terakhir ini tidak pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
Hingga saat ini, kata dia, tidak ada satupun lembaga pemeringkat internasional yang tidak memberikan predikat "Layak Investasi" kepada Indonesia. Ia berharap tidak ada masyarakat Indonesia yang meragukan potensi investasi di negaranya sendiri.
"Tahun 2030 diprediksi kitalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia, dan menjadi keempat di tahun 2050," kata dia.
Dengan potensi itu, menurut dia, sudah seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dengan mengampanyekan gerakan "Yuk Nabung Saham". Gerakan itu perlu digencarkan mengingat jumlah investor pasar modal asing yang cukup dominan.
"Yuk Nabung Saham adalah keberpihakan kepada seluruh rakyat Indonesia, menjadikan investasi pasar modal terjangkau, sederhana bukan njlimet, dan untuk masa depan yang lebih baik," kata dia.
Ia mengatakan saat ini jumlah investor baru terus bertambah dan berkontribusi 54,2 persen terhadap kenaikan transaksi saham harian sepanjang 2017, di mana 22,6 persen di antaranya merupakan kontribusi para investor individu Indonesia.
Sementara itu, di Yogyakarta hingga Agustus 2017 jumlah investor pasar modal mencapai 28.558 investor dengan total rata-rata transaksi per bulan mencapai Rp1,6 triliun dan 30 persen di antaranya merupakan kalangan mahasiswa yang mewakili golongan generasi millenial.
"Rata-rata mereka punya saham dan punya reksadana juga untuk wahana investasinya," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017