Kendaraan pedesaan besutan Kemenperin masuki uji teknis
3 November 2017 20:11 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memperhatikan prototipe kendaraan pedesaan yang diberi nama Moda Angkutan Hemat Pedesaan (Mahesa) Nusantara produksi Bengkel Kiat Motor di Klaten, Jawa Tengah, Jumat. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Progres pengembangan prototipe kendaraan pedesaan yang dilakukan Kementerian Perindustrian, di antaranya telah dilakukan proses pengujian seperti pengujian teknis dan laik jalan di Kementerian Perhubungan, pengujian emisi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan pengujian durability sampai 100 ribu kilometer.
“Kami juga mendesain kendaraan pedesaan yang multifungsi ini dengan menggunakan power take off (PTO) atau mesin kendaraan yang selain untuk penggerak kendaraan, bisa juga digunakan pula sebagai penggerak mesin pertanian dan hidrolik pengangkutan,†kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Jumat.
Airlangga menambahkan, pada tahun 2016 sudah dikembangkan prototipe kendaraan untuk pendukung ketahanan pangan dengan membuat contoh produk kendaraan yang dapat berfungsi masing-masing sebagai perontok padi dan penggiling padi, serta kendaraan yang dapat berfungsi sebagai angkutan material (dump truck).
“Prototipe yang dihasilkan saat ini masih harus disempurnakan, baik dari desain bodi maupun performance. Dalam hal ini, Institut Otomotif Indonesia (IOI) bertugas menyempurnakan prototipe tersebut,†ujarnya.
Generasi 2A untuk prototipe hasil pengembangan platform Kemenperin dan Generasi 2B untuk prototipe yang dikembangkan oleh IOI.
Di samping itu, Kemenperin telah memfasilitasi pendalaman struktur industri kendaraan pedesaan ini melalui pembinaan terhadap industri komponen, seperti kepada anggota Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).
“Sehingga sudah ada calon-calon pemasok komponen kendaraan pedesaan dari industri dalam negeri,†tuturnya.
Mengenai pengembangan SDM, Kemenperin melakukan melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan sehingga para siswanya memiliki kompetensi di bidang manufaktur dan bidang perawatan kendaraan pedesaan.
“Kendaraan yang digunakan di desa, juga akan dimonitor dan dirawat oleh SMK terdekat. Proses pelatihan manufaktur dan perawatan kendaraan pedesaan akan diawasi oleh tenaga ahli yang berasal dari pabrikan atau silver expert-nya,†jelas Airlangga.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan, standarisasi platform kendaraan angkutan multiguna pedesaan yang akan dikembangkan perlu meliputi bodi dan chassis untuk pick up dan passenger car, mesin yang kapasitasnya kurang dari 1000 cc, dan menggunakan power train.
“Kendaraan pedesaan ini juga didesain dengan memaksimalkan kemampuan industri dalam negeri melalui penggunaan komponen yang dibuat oleh industri kecil dan menengah (IKM), sehingga spare part mudah didapat di pasaran dan pemilihan teknologi sesuai dengan kondisi demografi di Indonesia,†tuturnya.
Untuk implementasinya, Kemenperin akan menggandeng sentra-sentra IKM komponen otomotif yang ada di Tegal (50 IKM), Klaten (10 IKM), Purbalingga (138 IKM), Sidoarjo (134 IKM), Juwana (30 IKM), Pasuruan (49 IKM), Sukabumi (20 IKM) dan Bandung (15 KM).
Selain itu, Kemenperin menggandeng 123 IKM yang tergabung dalam PIKKO.
Selanjutnya, 250 IKM karoseri yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Utara serta 600 IKM alat dan mesin pertanian di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
“Kami juga mendesain kendaraan pedesaan yang multifungsi ini dengan menggunakan power take off (PTO) atau mesin kendaraan yang selain untuk penggerak kendaraan, bisa juga digunakan pula sebagai penggerak mesin pertanian dan hidrolik pengangkutan,†kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya di Jakarta, Jumat.
Airlangga menambahkan, pada tahun 2016 sudah dikembangkan prototipe kendaraan untuk pendukung ketahanan pangan dengan membuat contoh produk kendaraan yang dapat berfungsi masing-masing sebagai perontok padi dan penggiling padi, serta kendaraan yang dapat berfungsi sebagai angkutan material (dump truck).
“Prototipe yang dihasilkan saat ini masih harus disempurnakan, baik dari desain bodi maupun performance. Dalam hal ini, Institut Otomotif Indonesia (IOI) bertugas menyempurnakan prototipe tersebut,†ujarnya.
Generasi 2A untuk prototipe hasil pengembangan platform Kemenperin dan Generasi 2B untuk prototipe yang dikembangkan oleh IOI.
Di samping itu, Kemenperin telah memfasilitasi pendalaman struktur industri kendaraan pedesaan ini melalui pembinaan terhadap industri komponen, seperti kepada anggota Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO).
“Sehingga sudah ada calon-calon pemasok komponen kendaraan pedesaan dari industri dalam negeri,†tuturnya.
Mengenai pengembangan SDM, Kemenperin melakukan melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan sehingga para siswanya memiliki kompetensi di bidang manufaktur dan bidang perawatan kendaraan pedesaan.
“Kendaraan yang digunakan di desa, juga akan dimonitor dan dirawat oleh SMK terdekat. Proses pelatihan manufaktur dan perawatan kendaraan pedesaan akan diawasi oleh tenaga ahli yang berasal dari pabrikan atau silver expert-nya,†jelas Airlangga.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan, standarisasi platform kendaraan angkutan multiguna pedesaan yang akan dikembangkan perlu meliputi bodi dan chassis untuk pick up dan passenger car, mesin yang kapasitasnya kurang dari 1000 cc, dan menggunakan power train.
“Kendaraan pedesaan ini juga didesain dengan memaksimalkan kemampuan industri dalam negeri melalui penggunaan komponen yang dibuat oleh industri kecil dan menengah (IKM), sehingga spare part mudah didapat di pasaran dan pemilihan teknologi sesuai dengan kondisi demografi di Indonesia,†tuturnya.
Untuk implementasinya, Kemenperin akan menggandeng sentra-sentra IKM komponen otomotif yang ada di Tegal (50 IKM), Klaten (10 IKM), Purbalingga (138 IKM), Sidoarjo (134 IKM), Juwana (30 IKM), Pasuruan (49 IKM), Sukabumi (20 IKM) dan Bandung (15 KM).
Selain itu, Kemenperin menggandeng 123 IKM yang tergabung dalam PIKKO.
Selanjutnya, 250 IKM karoseri yang ada di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Utara serta 600 IKM alat dan mesin pertanian di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: