Sydney (ANTARA News) - Pengungsi yang dibarikade di dalam kamp penahanan Australia di Papua Nugini merasa "putus asa dan tertekan", kata para tahanan pada Jumat, saat Selandia Baru kembali menawarkan bantuan untuk memukimkan beberapa di antaranya.
Kamp terpencil di Pulau Manus Papua Nugini -salah satu dari dua pusat penahanan para pencari suaka yang ingin menuju Australia dengan perahu- ditetapkan ditutup pada Selasa setelah Mahkamah Agung negara itu menyatakan kamp tersebut tidak konstitusional.
Australia mematikan air dan listrik untuk kamp tersebut, tetapi sekitar 600 pria masih berada di dalamnya, keselamatan mereka mengkhawatirkan jika mereka pindah ke pusat transisi tempat warga lokal dilaporkan memusuhi para pengungsi.
"Mereka benar-benar merasa putus asa dan depresi," ujar tahanan di Pulau Manus dan pengungsi Sudan bernama Abdul Aziz Adam kepada AFP.
"Kami hanya membantu dan peduli satu sama lain dan mencoba membantu satu sama lain hanya untuk bertahan hidup," ujar pria berusia 24 tahun itu, seperti dikutip AFP.
Saat kebuntuan memasuki hari keempat, pemerintahan Selandia Baru kembali menawarkan bantuan untuk menerima 150 dari jumlah pengungsi.
"Kami ingin bekerja dengan Australia untuk membantu menemukan solusi untuk masalah ini," ujar Menteri Keimigrasian Iain Lees-Galloway kepada Radio Selandia Baru.(kn)
Selandia Baru tawarkan bantuan bagi pengungsi di Papua Nugini
3 November 2017 14:53 WIB
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: