Jakarta (ANTARA News) - Facebook Inc terus berupaya meredam dan mengurangi penyebaran berita palsu yang muncul di News Feed atau kabar berita di laman muka pengguna platform mereka, termasuk di Indonesia.


Manajer Produk News Feed Facebook, Tessa Lyons-Laing, saat berkunjung ke Jakarta, menyatakan tantangan utama bagi konsumsi News Feed di Indonesia adalah foto dan konteks yang menyertainya.




“Bisa meme atau foto yang sebenarnya tidak palsu, tapi, menyesatkan,” kata Lyons-Laing saat berjumpa dengan wartawan di kantor Facebook Indonesia, Jumat.




Informasi berupa foto tidak dapat berdiri sendiri dan perlu disertai penjelasan agar jelas konteks dari foto tersebut.




Facebook akan menghapus konten, baik berupa foto maupun artikel, yang melanggar kebijakan mereka, namun, mereka kerap menemui kendala untuk memahami konteks informasi yang tersebar di platform jejaring sosial tersebut.




Selain itu, terkait berita palsu, mereka akan berusaha mengurangi penyebaran informasi tersebut dan menambahkan informasi tambahan, dapat berupa artikel dari sumber yang lain, tentang topik yang sedang dibicarakan.




Facebook menyatakan memiliki tim yang berasal dari seluruh dunia untuk memahami dan menilai apakah sebuah konten lokal melanggar kebijakan komunitas mereka.




Mereka terus mengembangkan kerja sama dengan organisasi lokal untuk mengatasi penyebaran hoax dan berita palsu di platform mereka.




Di Indonesia, Facebook bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa mengadakan literasi digital “Think Before You Share” yang menyasar usia sekolah menengah atas.