Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 12 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, Kamis.

"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terpantau menyebar di dua kabupaten, Siak dan Pelalawan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Slamet Riyadi di Pekanbaru.

Ia merincikan, titik panas yang terpantau sejak Rabu (1/11) kemarin tersebut berlokasi di Pelalawan tujuh titik dan Siak lima titik.

Di Pelalawan titik panas menyebar di Bunut, Kuala Kampar dan Pangkalan Kuras. Dari tujuh titik panas yang terpantau di Pelalawan, satu titik dipastikan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

"Titik api terdeteksi di Kecamatan Kuala Kampar," ujarnya.

Sementara itu, di Kabupaten Siak lima titik panas menyebar di Kecamatan Siak dan Kecamatan Siak Sri Indrapura. Dari lima titik panas, satu titik dipastikan sebagai titik api yang mengindikasikan kuat adanya Karhutla.

Keberadaan titik panas terus terpantau dalam tiga pekan terakhir. Hal itu disebabkan cuaca di wilayah Riau dipengaruhi oleh badai tropis Khanun dan Lan yang terjadi di Laut China Selatan dan Filipina.

Secara lokal dampak Badai Tropis membuat pembentukan awan menjadi terhambat karena massa udara tertarik ke Pusat Badai.

Namun, Slamet mengatakan memasuki awal November 2017 ini cuaca di Riau cenderung membaik menyusul usainya Badai Tropis. Riau diprediksi memasuki puncak musim hujan pada pertengahan November ini.

Saat ini Provinsi Riau masih dalam status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Status yang diputuskan sejak awal 2017 ini akan berakhir pada November mendatang.