New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data persediaan mingguan Amerika Serikat mengecewakan.

Stok minyak mentah Amerika Serikat turun sebesar 2,4 juta barel selama pekan yang berakhir 27 Oktober, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Rabu (1/11) seperti dilansir Xinhua.

Sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan pada Selasa (31/10) bahwa persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pada pekan lalu. Analis mengatakan data EIA secara signifikan lebih rendah daripada angka API dan harga minyak telah turun sejak data EIA keluar.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, melemah 0,08 dolar AS menjadi menetap pada 54,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, turun 0,45 dolar AS menjadi ditutup pada 60,49 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sehari sebelumnya, pada Selasa (31/10) harga minyak dunia menguat, mencatat kenaikan bulanan untuk Oktober lebih dari 5,0 persen, namun para analis mengatakan sentimen "bullish" yang mendorong minyak mentah Brent ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun dapat mendorong produsen AS mengekspor minyak lebih banyak.

Para pedagang dan pialang mengatakan investor menyesuaikan posisi mereka setelah kenaikan harga sekitar 5,0 persen pada Oktober.

Untuk Oktober, Brent naik 6,7 persen, sementara WTI naik 5,2 persen. Diskon WTI terhadap Brent telah melebar menjadi hampir tujuh dolar AS, membuatnya menarik bagi eksportir.

"Perbedaan besar telah membuka pintu arbitrase regional, mendorong lonjakan ekspor minyak mentah AS dalam beberapa pekan terakhir," kata BMI Research dalam sebuah catatan.

(A026)