Produksi industri mikro kecil naik 5,34 persen
1 November 2017 15:50 WIB
Pekerja menggarap pembuatan tatakan kompor di Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) logam Ngingas, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (27/2/2017). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III 2017 sebesar 5,34 persen (YoY) jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III 2017 tersebut didorong naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik. Kenaikan produksi industri tersebut mencapai 35,99 persen.
"Selain itu, industri kimia dan barang dari bahan kimia juga naik 24,56 persen serta industri kertas dan barang dari kertas naik 19,97 persen," kata Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Selain kenaikan tersebut, BPS juga mencatat adanya penurunan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III 2017. Industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan tembakau turun 21,92 persen.
Selain itu, industri mesin dan peralatan yang tidak termasuk dalam lainnya (ytdl) juga turun 14,93 persen serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional turun 11,55 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan triwulan II 2017, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 naik sebesar 0,66 persen.
Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, naik 16,67 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri mesin dan perlengkapan ytdl, turun 26,05 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah, naik 31,41 persen.
Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sumatera Barat, turun 6,24 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Papua Barat, naik 25,27 persen.
Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah provinsi Kalimantan Utara, turun 7,35 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III 2017 tersebut didorong naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik. Kenaikan produksi industri tersebut mencapai 35,99 persen.
"Selain itu, industri kimia dan barang dari bahan kimia juga naik 24,56 persen serta industri kertas dan barang dari kertas naik 19,97 persen," kata Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Selain kenaikan tersebut, BPS juga mencatat adanya penurunan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III 2017. Industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri pengolahan tembakau turun 21,92 persen.
Selain itu, industri mesin dan peralatan yang tidak termasuk dalam lainnya (ytdl) juga turun 14,93 persen serta industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional turun 11,55 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan triwulan II 2017, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 naik sebesar 0,66 persen.
Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, naik 16,67 persen. Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri mesin dan perlengkapan ytdl, turun 26,05 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah, naik 31,41 persen.
Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sumatera Barat, turun 6,24 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2017 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Papua Barat, naik 25,27 persen.
Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah provinsi Kalimantan Utara, turun 7,35 persen.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: