Begini cara pemerintah China bantu warga Shanghai miliki rumah
1 November 2017 09:08 WIB
Seorang warga berjalan di depan distrik bisnis Pudong di Shanghai, Tiongkok, Kamis (5/3). Tiongkok berencana menumbuhkan ekonomi sekitar tujuh persen pada tahun 2015 dan menjaga inflasi konsumen di kisaran tiga persen, kata Perdana Menteri Li Keqiang dalam pernyataannya yang akan disiapkan dalam pembukaan pertemuan parlemen tahunan Kongres Rakyat Nasional kemarin. (REUTERS/Aly Song )
Shanghai (ANTARA News) - Mantan Wali Kota Shanghai Zhao Qizheng menuturkan untuk membantu warga Shanghai memiliki rumah di daerah yang memiliki harga lahan mahal maka pemerintah melakukan kepemilikan rumah bersama.
"Ada solusi kepemilikan rumah bersama yang mana pemerintah akan menginvestasikan separuh dari nilai rumah dan penduduk akan membayar untuk sisa setengahnya. Jadi masyarakat dapat menggunakan rumah tapi dia hanya memiliki setengah dari kepemilikan rumah," tutur Qizheng yang juga Dekan Sekolah Jurnalisme di Renmin University of China di Kantor Pemerintah Kota Shanghai, Beijing, Rabu.
Qizheng yang juga mantan gubernur Kawasan Baru Pudong menuturkan harga tanah tertinggi di China berada di Shanghai, yang mana rumah di sekitar pusat kota memiliki harga rata-rata 100.000 yuan per meter persegi (atau sekitar Rp203juta-an).
Sementara pria yang juga mantan menteri di Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok itu mengatakan rumah di daerah pinggiran senilai 20.000 yuan per meter persegi (atau sekitar Rp40juta-an).
Harga perumahan yang tinggi di Shanghai memang menjadi dampak negatif yang dirasakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut menjadi pusat keuangan di Tiongkok.
Namun, di sisi lain, masyarakat di Shanghai dan di daerah lain juga merasakan efek ganda dari meningkatnya pembangunan Shanghai yang juga berdampak pada meningkatnya kegiatan ekonomi dan pembangunan wilayah sekitar.
Selain itu, pemerintah juga mentransfer kesuksesan membangun suatu wilayah ke wilayah lain untuk mendorong pembangunan yang merata.
Beberapa lulusan perguruan tinggi juga didorong untuk maju ke kota-kota kecil menengah di bagian lain di China untuk mempromosikan pengembangan wilayah.
Jika investor menaruh harga perumahan yang sangat tinggi, maka pemerintah akan ikut campur membantu suatu penyelesaian sehingga warga dapat menyewa tempat tinggal dengan harga yang bisa dijangkau.
Pertumbuhan ekonomi China pada 2016 tercatat 6,7 persen dan menyumbang lebih dari 30 persen dari pertumbuhan global.
China menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 6,5 persen pada 2017, masih dalam kisaran patokan target pemerintah tahun 2016 antara 6,5 dan tujuh persen.
"Ada solusi kepemilikan rumah bersama yang mana pemerintah akan menginvestasikan separuh dari nilai rumah dan penduduk akan membayar untuk sisa setengahnya. Jadi masyarakat dapat menggunakan rumah tapi dia hanya memiliki setengah dari kepemilikan rumah," tutur Qizheng yang juga Dekan Sekolah Jurnalisme di Renmin University of China di Kantor Pemerintah Kota Shanghai, Beijing, Rabu.
Qizheng yang juga mantan gubernur Kawasan Baru Pudong menuturkan harga tanah tertinggi di China berada di Shanghai, yang mana rumah di sekitar pusat kota memiliki harga rata-rata 100.000 yuan per meter persegi (atau sekitar Rp203juta-an).
Sementara pria yang juga mantan menteri di Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok itu mengatakan rumah di daerah pinggiran senilai 20.000 yuan per meter persegi (atau sekitar Rp40juta-an).
Harga perumahan yang tinggi di Shanghai memang menjadi dampak negatif yang dirasakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut menjadi pusat keuangan di Tiongkok.
Namun, di sisi lain, masyarakat di Shanghai dan di daerah lain juga merasakan efek ganda dari meningkatnya pembangunan Shanghai yang juga berdampak pada meningkatnya kegiatan ekonomi dan pembangunan wilayah sekitar.
Selain itu, pemerintah juga mentransfer kesuksesan membangun suatu wilayah ke wilayah lain untuk mendorong pembangunan yang merata.
Beberapa lulusan perguruan tinggi juga didorong untuk maju ke kota-kota kecil menengah di bagian lain di China untuk mempromosikan pengembangan wilayah.
Jika investor menaruh harga perumahan yang sangat tinggi, maka pemerintah akan ikut campur membantu suatu penyelesaian sehingga warga dapat menyewa tempat tinggal dengan harga yang bisa dijangkau.
Pertumbuhan ekonomi China pada 2016 tercatat 6,7 persen dan menyumbang lebih dari 30 persen dari pertumbuhan global.
China menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 6,5 persen pada 2017, masih dalam kisaran patokan target pemerintah tahun 2016 antara 6,5 dan tujuh persen.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: