Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM untuk melakukan penghitungan ulang biaya proyek pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) di Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, Luhut menilai penghitungan ulang diperlukan sebagai upaya menekan biaya produksi yang diharapkan akan berdampak positif terhadap perekonomian setempat.

"Saya beritahu sama Menteri ESDM, mungkin supaya desainnya lebih sederhana supaya cost-nya (biayanya) bisa lebih ditekan," katanya dalam kunjungan kerja ke Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (31/10).

Menurut mantan Menko Polhukam itu, pembangunan PLTAL di wilayah tersebut penting untuk direalisasikan mengingat dampak positifnya bagi masyarakat dan industri setempat.

"Kalau menurut saya harus dibangun karena dengan adanya listrik 25 MW itu tambahan dengan 7 MW yang ada, saya pikir nanti daearah Larantuka dan sekitarnya dengan 250 ribu penduduk, itu akan semua bisa teraliri listrik. Juga 15 MW nanti bisa untuk industri seperti industri perikanan, kacang mete, jagung dan pariwisata," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pemerintah segera membangun pembangkit listrik tenaga arus laut di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2018.

"Tahun 2018 akan dibangun pembangkit listrik arus laut di Larantuka. Kita mohon dukungan masyarakat NTT agar rencana itu bisa terealisasikan," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam telekonferensi dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat melakukan "Groundbreaking" atau meresmikan dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik dengan kapasitas 350 MW di NTB dan NTT, Jumat (20/10).

Salah satu konsorsium Belanda telah menyatakan minat berinvestasi di bidang pengembangan potensi energi listrik arus laut Selat Gonsalu di Kabupaten Flores Timur, NTT, sejak akhir 2015 lalu.

Dari 12 titik arus laut yang ada di Indonesia, Selat Gonsalu yang memisahkan Flores Timur daratan dengan Pulau Adonara dianggap sebagai lokasi terbaik untuk menghimpun potensi energi listrik yang besar.

Berdasarkan hasil survei awal diketahui arus Selat Gonsalu memiliki kekuatan 2,5 meter perdetik pada bulan gelap dan 3,5 meter pada detik pada bulan terang (purnama). Pengaruh gravitasi bulan "menarik" permukaan laut di bumi.

(Baca juga:Mengenal turbin tenaga arus laut, potensi dikembangkan di Indonesia)