Polisi telusuri lokasi persembunyian kelompok teroris Bima
31 Oktober 2017 19:40 WIB
Dokumentasi Seorang anggota Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Polda NTB mengambil gambar lokasi penggerebekan terduga teroris di sebuah ladang di Lingkungan Ginte, Kelurahan Kandai Dua, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, NTB, Sabtu (5/1/2013). Dalam aksi penggerebekan oleh Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri sekitar pukul 06.30 Wita diladang tersebut sebanyak tiga orang terduga teroris DPO Poso ditembak mati karena melakukan perlawanan. (ANTARA/Didin) ()
Mataram (ANTARA News) - Aparat kepolisian terus menelusuri lokasi persembunyian anggota kelompok teroris yang tersisa dari aksi baku tembak pada Senin (30/10) pagi di pegunungan Oi Sarume, Desa Mawu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
"Tempat persembunyiannya masih kita dalami, tapi yang jelas tidak jauh dari lokasi kontak senjata dengan anggota itu," kata Wakapolda NTB Kombes Pol Tajuddin di Mataram, Selasa.
Dari laporannya, dalam aksi baku tembak yang disinyalir merupakan kelompok teroris Imam Munandar (pelaku penembakan dua anggota kepolisian di Bima), ada dua yang diduga berhasil melarikan diri.
"Berdasarkan informasi dari anggota di lapangan memang ada yang melarikan diri," ucapnya.
Dua terduga teroris itu tidak lain pimpinan kelompoknya, Imam Munandar dan seorang rekannya Iqbal. Keduanya kabur setelah MA alias One Dance dan RFJ alias Yaman tewas tertembak di pegunungan Oi Sarume.
"Jadi Imam Munandar ini yang juga ikut kabur bersama seorang rekannya Iqbal," ujarnya.
Kelompok Imam Munandar ini terindikasi sebagai pelaku penembakan dua anggota kepolisian yang bertugas di Polres Bima Kota. Aksi penembakan itu terjadi pada 11 September lalu, usai kedua anggota tersebut mengantarkan anaknya sekolah.
Indikasi itu muncul berdasarkan serangkaian penyelidikan yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Tim Densus 88/Antiteror. Karena itu, Tajuddin tidak meragukan lagi bahwa kedua orang yang tewas dalam aksi baku tembak di pegunungan Oi Sarume itu turut terlibat dalam penembakan dua anggota kepolisian pada 11 September 2017 di Bima Kota.
"Tentunya Polri dalam hal ini melakukan suatu tindakan sudah berdasarkan bukti-bukti yang kuat sehingga meyakinkan bahwa itu lah pelakunya," ujar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Barat itu.
"Tempat persembunyiannya masih kita dalami, tapi yang jelas tidak jauh dari lokasi kontak senjata dengan anggota itu," kata Wakapolda NTB Kombes Pol Tajuddin di Mataram, Selasa.
Dari laporannya, dalam aksi baku tembak yang disinyalir merupakan kelompok teroris Imam Munandar (pelaku penembakan dua anggota kepolisian di Bima), ada dua yang diduga berhasil melarikan diri.
"Berdasarkan informasi dari anggota di lapangan memang ada yang melarikan diri," ucapnya.
Dua terduga teroris itu tidak lain pimpinan kelompoknya, Imam Munandar dan seorang rekannya Iqbal. Keduanya kabur setelah MA alias One Dance dan RFJ alias Yaman tewas tertembak di pegunungan Oi Sarume.
"Jadi Imam Munandar ini yang juga ikut kabur bersama seorang rekannya Iqbal," ujarnya.
Kelompok Imam Munandar ini terindikasi sebagai pelaku penembakan dua anggota kepolisian yang bertugas di Polres Bima Kota. Aksi penembakan itu terjadi pada 11 September lalu, usai kedua anggota tersebut mengantarkan anaknya sekolah.
Indikasi itu muncul berdasarkan serangkaian penyelidikan yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Tim Densus 88/Antiteror. Karena itu, Tajuddin tidak meragukan lagi bahwa kedua orang yang tewas dalam aksi baku tembak di pegunungan Oi Sarume itu turut terlibat dalam penembakan dua anggota kepolisian pada 11 September 2017 di Bima Kota.
"Tentunya Polri dalam hal ini melakukan suatu tindakan sudah berdasarkan bukti-bukti yang kuat sehingga meyakinkan bahwa itu lah pelakunya," ujar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Barat itu.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: