Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Fasilitas produksi gas Lapangan Jangkrik di area fasilitas penerimaan darat (onshore receiving facility/ORF) milik Eni Muara Bakau yang baru saja diresmikan, mampu meningkatkan produksi gas nasional lima persen.

"Lima persen itu sekitar 4 juta dolar AS untuk penghematan anggaran," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amin Sunaryadi usai meresmikan fasilitas tersebut di Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa.

Target lifting atau produksi gas siap jual 2017 adalah 6.440 MMscfd dan realisasi pada kuartal III-2017 adalah 6.367 MMscfd. Untuk lifting minyak dan gas realisasinya adalah 1.934 Mboepd.

Proyek ini mencakup lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East yang terletak di blok Muara Bakau, Cekungan Kutai, di perairan laut dalam Selat Makassar. Produksi itu dihasilkan melalui sepuluh sumur bawah laut yang terhubung dengan FPU Jangkrik dan telah mencapai 600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara dengan 100,000 barel setara minyak per hari (boed).

Keberhasilan proyek ini dirasa signifikan untuk menambah pasokan gas dalam negeri dan memenuhi target (produksi gas siap jual) lifting gas bumi pada tahun 2017 sebesar 1,15 juta barrel setara minyak per hari, dan 2018 sebesar 1,2 juta. Pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan gas di dalam negeri. Tahun 2017 alokasi gas di dalam negeri sebesar 62 persen.

Pada bulan Mei 2017 produksi gas Jangkrik sebesar 150 juta kaki kubik per hari, hingga akhir Oktober 2017 sudah mencapai 600 juta kaki kubik per hari.

Fasilitas produksi lapangan Jangkrik hari ini Selasa (31/10) diresmikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan. Fasilitas tersebut merupakan bagian integrasi dari proyek pengembangan Kompleks Jangkrik yang dioperasikan oleh Eni Muara Bakau selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Produksi gas dari Jangkrik akan memasok LNG ke pasar domestik dan juga pasar ekspor sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan energi Indonesia

Pengembangan fasilitas migas yang terintegrasi ini menjadi bukti bahwa minat investasi di hulu migas menarik dan akan mendorong pengembangan perekonomian daerah dan nasional.