Pengungsi Gunung Agung rayakan "Penampahan Galungan" di pengungsian
31 Oktober 2017 09:56 WIB
Sejumlah Umat Hindu memercikkan air suci pada seekor kerbau yang dijadikan hewan kurban dalam ritual tahunan Purnama Kapat di tengah aktivitas Gunung Agung pada level awas di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (4/10/2017). (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Klungkung (ANTARA News) - Ribuan pengungsi Gunung Agung di wilayah Kabupaten Klungkung, Bali, merayakan "Penampahan Galungan" di GOR Swecapura berbaur dengan TNI dan petugas di pengungsian.
"Penampahan merupakan satu hari sebelum hari raya Galungan. Kami melaksanakannya dengan memotong hewan berupa babi dan ayam," kata Koordinator Pengungsi Kabupaten Klungkung, Nengah Dharmawan, Selasa.
Menurut dia, perayaan tahun ini terasa berbeda karena dirayakan bukan di rumah warga masing-masing tetapi berbaur di pengungsian yang jauh dari kampung halaman.
Bukan hanya itu saja, keadaan di pengungsian yang penuh kesederhanaan juga dirasakan berbeda dengan perayaan Penampahan Galungan yang biasanya semarak dan penuh kegiatan persiapan ritual agama.
"Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan kami bersama merayakan penampahan bersama-sama dengan pengungsi di Klungkung," tutur dia.
Adapun bantuan yang diberikan berupa 10 ekor babi dan ratusan ekor ayam yang kemudian diolah dengan pengungsi menjadi sejumlah bahan makanan.
Beberapa jenis makanan khas Bali yang dibuat seperti lawar atau makanan sayur campur daging, sate tusuk, urutan atau sosis khas Bali dan berbagai jenis makanan lainnya.
"Semua diolah kami racik bersama dengan pengungsi. Jadi semua terlibat dan tidak ada perbedaan antara kami di pengungsi dan petugas. Semua mengolah secara bersama-sama," tutur dia.
"Penampahan merupakan satu hari sebelum hari raya Galungan. Kami melaksanakannya dengan memotong hewan berupa babi dan ayam," kata Koordinator Pengungsi Kabupaten Klungkung, Nengah Dharmawan, Selasa.
Menurut dia, perayaan tahun ini terasa berbeda karena dirayakan bukan di rumah warga masing-masing tetapi berbaur di pengungsian yang jauh dari kampung halaman.
Bukan hanya itu saja, keadaan di pengungsian yang penuh kesederhanaan juga dirasakan berbeda dengan perayaan Penampahan Galungan yang biasanya semarak dan penuh kegiatan persiapan ritual agama.
"Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan kami bersama merayakan penampahan bersama-sama dengan pengungsi di Klungkung," tutur dia.
Adapun bantuan yang diberikan berupa 10 ekor babi dan ratusan ekor ayam yang kemudian diolah dengan pengungsi menjadi sejumlah bahan makanan.
Beberapa jenis makanan khas Bali yang dibuat seperti lawar atau makanan sayur campur daging, sate tusuk, urutan atau sosis khas Bali dan berbagai jenis makanan lainnya.
"Semua diolah kami racik bersama dengan pengungsi. Jadi semua terlibat dan tidak ada perbedaan antara kami di pengungsi dan petugas. Semua mengolah secara bersama-sama," tutur dia.
Pewarta: IMB Andi Purnomo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: