Status Gunung Agung siaga, puluhan pengungsi masih di Mataram
30 Oktober 2017 14:26 WIB
Sebulan Gunung Agung Berstatus Awas Warga turut memantau Gunung Agung yang bertepatan satu bulan berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung Desa Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (21/10/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam evaluasinya menyebutkan adanya penurunan aktifitas vulkanik dalam beberapa hari terakhir namun statusnya masih level awas karena berbagai faktor. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) ()
Mataram (ANTARA News)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan puluhan kepala keluarga yang mengungsi dari Bali masih berada di kota itu meskipun status Gunung Agung sudah siaga.
"Hingga saat ini sekitar 42 kepala keluarga (KK) dengan 164 jiwa pengungsi Bali masih berada di Mataram," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Dedy Supriady di Mataram, Senin.
Menurutnya, penanganan pengungsi dari Pulau Bali saat ini sudah menjadi ranah pemerintah provinsi karena masalah ini menjadi urusan antarprovinsi.
Apabila ada yang ingin kembali ke kampung halamannya, maka para pengungsi akan difasilitasi oleh pemerintah provinsi.
"Kalau pengungsi sudah mau pulang ke kampung halamannya, kami tidak bisa menahan, sebab itu menjadi hak mereka," katanya.
Sementara, pemerintah kota sifatnya mendukung dan memfasilitasi kebutuhan para pengungsi. Misalnya, untuk tambahan batuan sembako dan menyekolahkan anak-anak mereka.
"Para pengungsi yang ada di Mataram semuanya tinggal di rumah keluarga terdekat mereka, sementara anak-anak mereka yang usia sekolah sudah masuk sekolah di sejumlah sekolah terdekat tempat mereka tinggal," katanya.
Kepala Bidang Data dan Logistik BPBD Kota Mataram I Made Yasa sebelumnya mengatakan, jumlah anak pengungsi yang terakomodasi di sejumlah sekolah di Mataram sebanyak 34 orang anak.
"Mereka merupakan pelajar dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan ada juga SMA," sebutnya.
Para siswa pengungsi ini sudah mendapatkan bantuan seragam, alat tulis, buku, tas dan perlengkapan lainnya dari pemerintah provinsi. Sementara untuk orang tua mereka sudah diberikan bantuan sembako dari Dinas Sosial.
Sebanyak 164 jiwa atau 42 KK pengungsi itu tersebar di 11 kelurahan dari 50 kelurahan yang ada di Kota Mataram.
Lokasi tempat tinggal para pengungsi tersebut antara lain di Kelurahan Mandalika, Mayura, Karang Taliwang, Cakra Barat, Cilinaya, Cakra Selatan, Karang Baru dan Kelurahan Bintaro.
"Dari 11 kelurahaan yang menjadi lokasi tempat tinggal para pengungsi yang memilih tinggal bersama keluarga dekat mereka itu, paling banyak tinggal di Kelurahan Bintaro dengan jumlah 15 KK," katanya.
"Hingga saat ini sekitar 42 kepala keluarga (KK) dengan 164 jiwa pengungsi Bali masih berada di Mataram," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Dedy Supriady di Mataram, Senin.
Menurutnya, penanganan pengungsi dari Pulau Bali saat ini sudah menjadi ranah pemerintah provinsi karena masalah ini menjadi urusan antarprovinsi.
Apabila ada yang ingin kembali ke kampung halamannya, maka para pengungsi akan difasilitasi oleh pemerintah provinsi.
"Kalau pengungsi sudah mau pulang ke kampung halamannya, kami tidak bisa menahan, sebab itu menjadi hak mereka," katanya.
Sementara, pemerintah kota sifatnya mendukung dan memfasilitasi kebutuhan para pengungsi. Misalnya, untuk tambahan batuan sembako dan menyekolahkan anak-anak mereka.
"Para pengungsi yang ada di Mataram semuanya tinggal di rumah keluarga terdekat mereka, sementara anak-anak mereka yang usia sekolah sudah masuk sekolah di sejumlah sekolah terdekat tempat mereka tinggal," katanya.
Kepala Bidang Data dan Logistik BPBD Kota Mataram I Made Yasa sebelumnya mengatakan, jumlah anak pengungsi yang terakomodasi di sejumlah sekolah di Mataram sebanyak 34 orang anak.
"Mereka merupakan pelajar dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan ada juga SMA," sebutnya.
Para siswa pengungsi ini sudah mendapatkan bantuan seragam, alat tulis, buku, tas dan perlengkapan lainnya dari pemerintah provinsi. Sementara untuk orang tua mereka sudah diberikan bantuan sembako dari Dinas Sosial.
Sebanyak 164 jiwa atau 42 KK pengungsi itu tersebar di 11 kelurahan dari 50 kelurahan yang ada di Kota Mataram.
Lokasi tempat tinggal para pengungsi tersebut antara lain di Kelurahan Mandalika, Mayura, Karang Taliwang, Cakra Barat, Cilinaya, Cakra Selatan, Karang Baru dan Kelurahan Bintaro.
"Dari 11 kelurahaan yang menjadi lokasi tempat tinggal para pengungsi yang memilih tinggal bersama keluarga dekat mereka itu, paling banyak tinggal di Kelurahan Bintaro dengan jumlah 15 KK," katanya.
Pewarta: Nirkomala
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: