KPK & Polri masih komunikasi usut penyerangan Novel
30 Oktober 2017 12:46 WIB
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif (tengah) dan Saut Situmorang (kiri) menjawab pertanyaan dari komunitas anti korupsi di Gedung KPK, Senin (30/10/2017). KPK dan komunitas anti korupsi berdiskusi tentang pencegahan korupsi melalui komunitas anti korupsi. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M. Syarif menyatakan pihaknya masih berkomunikasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melalui Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) soal penyerangan Novel Baswedan.
"Tetap dilangsungkan bahwa Kapolda memimpin langsung upaya pencarian itu. Ya mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lah kami bisa menemukan," kata Syarif di Jakarta, Senin.
Syarif menyatakan bahwa komunikasi informal sering terjadi antara Kapolri, Wakapolri, dan Kapolda Metro Jaya terkait perkembangan pengusutan kasus penyerangan Novel pada 11 April 2017 lalu itu.
"Komunikasi informal sering sekali terjadi antara Pak Kapolda, Pak Kapolri dan Pak Wakapolri. Info terakhir tentang Novel, mereka menemukan beberapa clue, tetapi belum dipresentasikan," ucapnya.
Terkait apakah diperlukan tim independen untuk mengusut kasus Novel itu, ia menyatakan bahwa belum menjadi opsi.
"Itu belum jadi opsi karena dilihat bahwa pihak Polri masih melakukan pekerjaannya. Menurut mereka kasusnya sulit tetapi mudah-mudahan pelakunya bisa ditemukan," demikian Laode M. Syarif.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
"Tetap dilangsungkan bahwa Kapolda memimpin langsung upaya pencarian itu. Ya mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lah kami bisa menemukan," kata Syarif di Jakarta, Senin.
Syarif menyatakan bahwa komunikasi informal sering terjadi antara Kapolri, Wakapolri, dan Kapolda Metro Jaya terkait perkembangan pengusutan kasus penyerangan Novel pada 11 April 2017 lalu itu.
"Komunikasi informal sering sekali terjadi antara Pak Kapolda, Pak Kapolri dan Pak Wakapolri. Info terakhir tentang Novel, mereka menemukan beberapa clue, tetapi belum dipresentasikan," ucapnya.
Terkait apakah diperlukan tim independen untuk mengusut kasus Novel itu, ia menyatakan bahwa belum menjadi opsi.
"Itu belum jadi opsi karena dilihat bahwa pihak Polri masih melakukan pekerjaannya. Menurut mereka kasusnya sulit tetapi mudah-mudahan pelakunya bisa ditemukan," demikian Laode M. Syarif.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.
Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: