Jombang (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa Asosiasi Bangsa-Bangsa AsianTenggara (ASEAN) bisa menjadi contoh toleransi bagi dunia.

"Di ASEAN itu toleransinya sudah luar biasa, kita lihat di ASEAN ada tiga mayoritas Islam, di Indonesia, Malaysia, Brunei, ada mayoritas Katolik di Filipina, Buddha di Thailand, Vietnam dan sekitarnya, dan kita bisa bersatu," kata Wapres di Jombang, Jawa Timur, Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kuliah umum di acara "ASEAN Youth Interfaith Camp" (AYIC) 2017 di Auditorium Universitas Pesantren Tinggi Daarul Ulum (UNIPDU) Jombang, yang diikuti 146 peserta dari 21 negara termasuk Indonesia.

Menurut Wapres, persatuan ASEAN jauh lebih baik dibandingkan kawasan lain yang bahkan lebih homogen, misalnya, di Timur Tengah yang mayoritas beretnis Arab dan dan beragama Islam. "Itu karena bukan agama, tapi ketidakadilan atau proses demokrasi yang menyebabkan konflik," kata dia.

JK juga menyebutkan konflik yang pernah terjadi di Indonesia, seperti di Poso dan Aceh, juga disebabkan ketidakadilan.

Oleh karena itu, Wapres mengimbau anak-anak muda yang mengikuti AYIC 2017 untuk dapat menjadi pemimpin yang adil bagi negaranya masing-masing di masa depan.

"Anda sekalian akan menjadi pemimpin masa depan negara Anda, karena itu mari kita jaga hidup toleran yang harmonis di ASEAN, karena agama ujungnya adalah peradaban dan akhlak karena itulah harapan saya, pertemuan ini bisa menjadi bagian dari kerja sama, dari toleransi, dan dari saling menghargai," kata dia.

Selain peserta dari sepuluh negara ASEAN --Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei, Filipina--, peserta AYIC 2018 juga berasal dari sebelas negara sahabat, antara lain Hongaria, Belanda, Jepang, dan Tanzania.

Hadir mendampingi Wapres RI dalam acara tersebut, antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Jose Antonio Tavares.