Beijing (ANTARA News) - Eksportir di Indonesia didorong mencoba memanfaatkan kereta pengangkut barang di China yang jaringan relnya menghubungkan beberapa negara di Asia dan Eropa, sebagai salah satu pilihan alternatif pengiriman logistik perdagangan.

"Perlu dicoba (kereta itu), tapi harus tetap mempertimbangkan efisien atau tidak," kata Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Beijing, Dandy S Iswara, Minggu.

Ia menilai tawaran China soal pengangkutan barang komoditas ekspor dengan menggunakan kereta barang merupakan salah satu peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh eksportir di Indonesia.

Namun dia belum melakukan kajian yang mendalam mengenai efisien dan tidaknya sistem pengangkutan tersebut.

"Yang terpenting kita harus bisa manfaatkan networking logistik yang dimiliki China," ujarnya.





Klaim efisiensi CIRP

Saat Antara berkesempatan mengunjungi terminal petikemas Chengdu International Railway Port (CIRP) pekan lalu melihat beberapa produk makanan dan perawatan tubuh dari Indonesia.

Namun tidak mendapatkan kejelasan, apakah produk-produk tersebut hendak diekspor lagi ke Eropa atau hanya ditujukan untuk pasar China.

CIRP mengklaim bisa mempersingkat jalur ekspor dan impor barang dari dan ke daratan Tiongkok tersebut.

Pengiriman barang dari Chengdu, Ibu Kota Provinsi Sichuan di wilayah barat daya China, ke berbagai negara di Eropa hanya membutuhkan waktu sekira 10 hari.

Sementara jika menggunakan kapal laut pengiriman barang dari China ke Eropa bisa memakan waktu lebih kurang satu bulan.

Demikian pula dari segi biaya, pengiriman barang dengan menggunakan kereta api hanya sepertiga dari biaya menggunakan kapal laut.





Suasana terminal peti kemar Chengdu International Railway Port (CIRP) di Chengdu, China. (ANTARA/M. Irfan Ilmie)

Pada tahun lalu CIRP telah mengirimkan 570 ribu kontainer, sedangkan pada tahun ini hingga bulan September sudah mencapai 460 ribu kontainer ke berbagai negara di Eropa dan Asia.

Sementara itu, di Wuhan, Provinsi Hubei, telah diberangkatkan kereta pengangkut barang-barang dari China tujuan Dourges, Prancis, Sabtu (28/10).

Peluncuran tersebut menandai beroperasinya rute baru China-Eropa sepanjang 10.815 kilometer.

Kereta barang tersebut melintasi Kazakhstan, Rusia, Belarusia, Polandia, dan Jerman dengan waktu tempuh sekitar 20 hari.

Kereta pertama yang terdiri dari 41 unit kontainer itu berisi produk-produk elektronik dan pakaian olahraga.

Hingga 20 Oktober 2017, sebanyak 277 kereta telah mengangkut 25 ribu unit kontainer menuju Eropa.