Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto, mengatakan penangkapan Abu Dujana di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu pekan lalu dipastikan akan memperlemah jaringan terorisme di Indonesia. "Dengan penangkapan itu, maka dipastikan aksi mereka akan melemah, apalagi yang tertangkap ini orang penting," kata Sisno, di Jakarta, Rabu. Ia mengungkapkan bahwa Abu Dujana sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan Nurdin M Top yang kini masih buron dan Azahari yang telah tertembak mati di Batu, Malang, Jawa Timur. "Kalau sebelumnya yang berbahaya adalah Nurdin, tapi berdasarkan keterangan yang diperoleh, maka Abu Dujana lebih berbahaya lagi," katanya. Bisa jadi, lanjut Sisno, nantinya polisi akan menemukan orang yang lebih berbahaya lagi daripada Abu Dujana. Sebelumnya, Polri menangkap Yusron di Banyumas, Sabtu pekan lalu, dan ternyata ia adalah Abu Dujana. Terungkapnya identitas Abu Dujana memerlukan waktu beberapa hari, karena warga kelahiran Cianjur, Jawa Barat, 1969, ini memiliki banyak nama lain, antara lain Pak Guru, Mas`ud, Ainur Bahri, Sorim, Sobirin, dan Dedi. Pada Selasa (12/6) Pemerintah Australia dan beberapa media di negara itu telah menyebutkan bahwa Yusron adalah Abu Dujana. Namun Polri membantahnya dan sehari setelahnya barulah Polri merilis bahwa Yusron adalah Abu Dujana. Selain menangkap Abu Duajna, Polri juga menangkap tujuh orang teman dekatnya di beberapa tempat di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tetapi, Sisno belum menyebutkan identitas dan lokasi penangkapan, karena keterangannya masih diperlukan untuk menangkap tersangka lain dan mencari barang bukti. "Abu Dujana dan tujuh tersangka lain masih dibawa anggota polisi yang saat ini terus bergerak di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta," katanya. Polri berjanji akan memberikan keterangan lebih detail setelah keterangan yang valid dapat diperoleh dari tim penyidik. Abu Dujana diduga ikut menyembunyikan bahan peledak di Gresik, Jawa Timur, menyembunyikan tersangka bom Hotel JW Marriot, aksi terorisme di Poso, dan beberapa peledakan bom termasuk bom Bali I. Penangkapan Abu Dujana ini merupakan kelanjutan dari penangkapan para tersangka di Sleman, Yogyakarta, akhir Pebruari 2007 lalu. Dari keterangan tersangka yang tertangkap, polisi menemukan rumah persembunyian Yusron yang tidak lain adalah Abu Dujana. Data Abu Dujana Berikut ini adalah data Abu Dujana seperti yang dirilis oleh Mabes Polri pada Selasa (12/6) : Nama : Abu Dujana alias Ainul Bakri alias Sorim Lahir : Cianjur, Jawa Barat, tahun 1969. Suku : Sunda Kulit : Kuning Langsat Tinggi : sekitar 160 Cm. Bahasa : Sunda, Indonesia, Arab, dan Inggris. Jabatan: Sekretaris Markaziyah Jamaah Islamiyah (JI) Pusat. Perjalanan Hidup: 1. Tahun 1969 hingga 1979, Ainul Bakri lahir dan besar di Cianjur. 2. Tahun 1980, Ainul Bakri berganti nama menjadi Abu Dujana. Ia berangkat belajar ke Pakistan. 3. Tahun 1989, ia mengikuti pelatihan militer di Afghanistan bersama para mujahidin yang berperang melawan Uni Sovyet. 4. Di Afghanistan, ia mendapatkan ketrampilan menggunakan senjata, merakit bom dan taktik perang. Ia cukup cerdas sehingga sempat bertemu secara pribadi dengan Osamah Bin Laden, pimpinan Al Qaeda. 5. Tahun 1991, Abu Dujana menjadi guru di Pesantren Lukmanul Hakim, Johor, Malaysia. 6. Di Johor, ia mulai menjalin hubungan dengan Noordin M Top dan Mukhlas (terpidana mati bom Bali 1). 7. Oktober 2002, ia menjadi Sekretaris Markaziah JI. Peran dalam Terorisme 1. Ia selalu melindungi Noordin M Top dan Azahari. 2. Merekrut anggota baru 3. Diduga ahli merakit bom 4. Menyuruh melaksanaan ledakan bom. Jejak Abu Dujana 1. Terlibat berbagai ledakan bom mulai bom sejak Bali 1 tahun 2002, JW Marriot (2003), bom Kuningan (200) hingga kepemilikan bahan peledak di Sukoharjo (Pebruari 2007). 2. Mengatur pelarian Noordin M Top dan Azahari setelah bom Marriot tahun 2003 dari Jakarta, Yogyakarrta dan Solo. 3. Tahun 2003, ia memindahkan Noodin dan Azahari ke Surabaya dan Blitar. 4. Agustus 2003, ia, Azahari, Noordin, Qotadah, Ismail (telah tertangkap), Thohir (telah tertangkap) untuk rapat evaluasi Bom Marriot di RM Simpang Dago, Jl Juanda, Bandung. 5. Akhir 2003, ia menyembunyikan Noordin di Solo setelah Noordin lolos dari penangkapan polisi di Jl Kebon Kembang, Bandung. 6. Pebruari 2007, tujuh orang dekat Abu Dujana tertangkap di Sleman, Surabaya dan Temanggung. 7. Juni 2007, Yusron, anak buah Abui Dujana tertangpap di Banyumas. Empat orang lainnya juga tertangkap. Polisi yakin dapat menangkapnya kali ini. (*)