Ribuan mahasiswa se-Sultra kuliah akbar melawan radikalisme
28 Oktober 2017 18:30 WIB
Dokumentasi Deklarasi Anti Radikalisme. Sebanyak 44 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Jawa Barat mengadakan deklarasi antiradikalisme yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/7/2017). Deklarasi anti radikalisme perguruan tinggi se-Jabar tersebut berisi beberapa poin yakni berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945 dan semangat Bhineka Tunggal Ika, sekaligus menolak organisasi dan aktifitas yang berorientasi pada radikalisme. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng) ()
Kendari (ANTARA News) - Sekitar 25.000 mahasiswa se-Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti aksi kuliah akbar melawan radikalisme di Kawasan Tugu Religi Alun-alun Kendari, Sabtu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari aksi serentak mahasiswa perguruan tinggi se-Indoensia dalam rangka melawan dan menangkal radikalisme pada momentum hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sultra, Brigjen Pol Andap Budhi Revianto, dan dihadiri sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Brigjen Pol Andap Budhi mengatakan, ancaman Indonesia saat ini bukan lagi perang terbuka seperti waktu perang dunia, tetapi sudah perang siber, contohnya banyak terdapat berita hoax yang tersebar dengan tujuan mengadu domba.
"Kita berkumpul di tempat ini dengan satu tekat, kita tidak mau lagi di adu domba dengan hoax dan berbagai berita yang menyesatkan, sehingga bingkai NKRI mulai digerogoti maka kita harus setuju melawan radikalisme," ujar Andap.
Dalam kegiatan itu dilakukan pula deklarasi kebangsaan perguruan tinggi se-Sultra melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi, dibacakan oleh dr Marzuki Bantayan dan didampingi oleh pimpinan 32 perguruan tinggi se-Sultra.
Perguruan tinggi kata Marzuki, harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam mencegah dan melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wajib kepedulian dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu dilakukan pula deklarasi mahasiwa melawan paham radikalisme, terorisme, intoleransi di kampus dan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan perwakilan kampus dari perguruan tinggi yang hadir.
Deklarasi mahasiwa tersebut bertujuan untuk menemukan dan menegakkan kebenaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara, dan kemanusiaan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari aksi serentak mahasiswa perguruan tinggi se-Indoensia dalam rangka melawan dan menangkal radikalisme pada momentum hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sultra, Brigjen Pol Andap Budhi Revianto, dan dihadiri sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Brigjen Pol Andap Budhi mengatakan, ancaman Indonesia saat ini bukan lagi perang terbuka seperti waktu perang dunia, tetapi sudah perang siber, contohnya banyak terdapat berita hoax yang tersebar dengan tujuan mengadu domba.
"Kita berkumpul di tempat ini dengan satu tekat, kita tidak mau lagi di adu domba dengan hoax dan berbagai berita yang menyesatkan, sehingga bingkai NKRI mulai digerogoti maka kita harus setuju melawan radikalisme," ujar Andap.
Dalam kegiatan itu dilakukan pula deklarasi kebangsaan perguruan tinggi se-Sultra melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi, dibacakan oleh dr Marzuki Bantayan dan didampingi oleh pimpinan 32 perguruan tinggi se-Sultra.
Perguruan tinggi kata Marzuki, harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam mencegah dan melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wajib kepedulian dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu dilakukan pula deklarasi mahasiwa melawan paham radikalisme, terorisme, intoleransi di kampus dan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan perwakilan kampus dari perguruan tinggi yang hadir.
Deklarasi mahasiwa tersebut bertujuan untuk menemukan dan menegakkan kebenaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara, dan kemanusiaan.
Pewarta: Suparman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: