Gerilyawan Al-Houthi klaim tembak-jatuh jet Typhoon koalisi pimpinan Arab Saudi
28 Oktober 2017 12:50 WIB
Dokumentasi - Militan Houthi menembakkan senjata saat berlangsungnya perkumpulan suku untuk menunjukkan dukungan kepada gerakan Houthi di Sanaa, Yaman, Kamis (10/11/2016). (REUTERS/Khaled Abdullah )
Sana, Yaman, (ANTARA News) - Gerilyawan Syiah Al-Houthi mengatakan mereka menembak-jatuh satu jet tempur Typhoon milik koalisi militer pimpinan Arab Saudi di sebelah timur-laut Ibu Kota Yaman, Sanaa, Jumat malam (27/10).
"Pertahanan udara militer dan pasukan rakyat (petempur Al-Houthi) menembak-jatuh satu pesawat tempur Typhoon milik koalisi pimpinan Arab Saudi hari ini (Jumat) dengan rudal permukaan-ke-udara di Kabupaten Nehm di sebelah timur-laut Sanaa," kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita yang dikuasai Al-Houthi, Saba, dengan mengutip pejabat miiter milisi Syiah tersebut.
Nehm berada sekitar 60 kilometer di sebelah timur-laut Sanaa, tempat pertempuran berkecamuk setiap hari antara petempur Al-Houthi --yang menguasai Ibu Kota Yaman-- dan pasukan pemerintah yang diakui masyarakat internasional dan didukung oleh pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi.
Belum ada komentar dari koalisi pimpinan Arab Saudi mengenai pernyataan Al-Houthi tersebut.
Namun jika benar, jet tempur itu akan menjadi pesawat kedua yang ditembak-jatuh oleh gerilyawan Yaman dalam waktu kurang dari satu bulan, demikian laporan Xinhua.
Pada 1 Oktoberi, gerilyawan Al-Houthi menembakkan rudal permukaan-ke-udara dan menembak-jatuh satu pesawat tanpa awak buatan AS, General Atomics MQ-9 Reaper, di sebelah utara Sanaa.
Amerika Serikat, yang menjadi pendukung utama koalisi pimpinan Arab Saudi --yang memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, mengakui kehilangan pesawat tempurnya.
Ditembaknya Eurofighter Typhoon, salah satu pesawat paling canggih di dunia, terjadi beberapa jam setelah petempur Al-Houthi menembakkan rudal balistik ke arah pangkalan militer Arab Saudi jauh di dalam perbatasan Arab Saudi Selatan di Provinsi Najran.
Koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan rudal itu menghancurkan kompleks permukiman milik perusahaan milik pemerintah Arab Saudi dan melukai seorang pekerja.
Peningkatan tajam tersebut terjadi sehari setelah pernyataan dari Putra Mahkota Kerajaan itu Mohammed bin Salman bahwa negaranya akan terus memerangi gerilyawan Al-Houthi di Yaman.
Arab Saudi memimpin koalisi militer, yang kebanyakan terdiri atas negara Arab, untuk memerangi gerilyawan Al-Houthi di Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya memulihkan kembali Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang didepak oleh petempur Al-Houthi pada September 2014.
Gerilyawan Al-Houthi telah merebut sebagian besar wilayah Yaman Utara melalui kekuatan, termasuk Ibu Kota Yaman, Sanaa, sejak 2014.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang Yaman, kebanyakan warga sipil, dan membuat lebih dari tiga juta orang lagi meninggalkan rumah mereka, kata beberapa badan kemanusiaan.
(Uu.C003)
"Pertahanan udara militer dan pasukan rakyat (petempur Al-Houthi) menembak-jatuh satu pesawat tempur Typhoon milik koalisi pimpinan Arab Saudi hari ini (Jumat) dengan rudal permukaan-ke-udara di Kabupaten Nehm di sebelah timur-laut Sanaa," kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita yang dikuasai Al-Houthi, Saba, dengan mengutip pejabat miiter milisi Syiah tersebut.
Nehm berada sekitar 60 kilometer di sebelah timur-laut Sanaa, tempat pertempuran berkecamuk setiap hari antara petempur Al-Houthi --yang menguasai Ibu Kota Yaman-- dan pasukan pemerintah yang diakui masyarakat internasional dan didukung oleh pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi.
Belum ada komentar dari koalisi pimpinan Arab Saudi mengenai pernyataan Al-Houthi tersebut.
Namun jika benar, jet tempur itu akan menjadi pesawat kedua yang ditembak-jatuh oleh gerilyawan Yaman dalam waktu kurang dari satu bulan, demikian laporan Xinhua.
Pada 1 Oktoberi, gerilyawan Al-Houthi menembakkan rudal permukaan-ke-udara dan menembak-jatuh satu pesawat tanpa awak buatan AS, General Atomics MQ-9 Reaper, di sebelah utara Sanaa.
Amerika Serikat, yang menjadi pendukung utama koalisi pimpinan Arab Saudi --yang memerangi gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, mengakui kehilangan pesawat tempurnya.
Ditembaknya Eurofighter Typhoon, salah satu pesawat paling canggih di dunia, terjadi beberapa jam setelah petempur Al-Houthi menembakkan rudal balistik ke arah pangkalan militer Arab Saudi jauh di dalam perbatasan Arab Saudi Selatan di Provinsi Najran.
Koalisi pimpinan Arab Saudi menyatakan rudal itu menghancurkan kompleks permukiman milik perusahaan milik pemerintah Arab Saudi dan melukai seorang pekerja.
Peningkatan tajam tersebut terjadi sehari setelah pernyataan dari Putra Mahkota Kerajaan itu Mohammed bin Salman bahwa negaranya akan terus memerangi gerilyawan Al-Houthi di Yaman.
Arab Saudi memimpin koalisi militer, yang kebanyakan terdiri atas negara Arab, untuk memerangi gerilyawan Al-Houthi di Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya memulihkan kembali Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang didepak oleh petempur Al-Houthi pada September 2014.
Gerilyawan Al-Houthi telah merebut sebagian besar wilayah Yaman Utara melalui kekuatan, termasuk Ibu Kota Yaman, Sanaa, sejak 2014.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 10.000 orang Yaman, kebanyakan warga sipil, dan membuat lebih dari tiga juta orang lagi meninggalkan rumah mereka, kata beberapa badan kemanusiaan.
(Uu.C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: