Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah sebesar 20,56 poin didorong oleh aksi jual ambil untung setelah sebelumnya menguat signifkan bahkan menembus level 6.000.
IHSG BEI ditutup melemah 20,56 poin atau 0,34 persen menjadi 5.975,28. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,31 poin (0,63 persen) menjadi 985,17.
"IHSG terkoreksi dengan saham-saham sektor aneka industri, keuangan, dan properti yang paling dalam pelemahannya," kata Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa investor asing yang kembali melakukan aksi jual saham, terutama pada saham PT Telekomuikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turut menambah beban bagi IHSG.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada akhir pekan ini (Jumat, 27/10), investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp82,66 miliar.
Kendati demikian, menurut dia, koreksi IHSG dinilai wajar setelah mencapai rekor tertingginya pada beberapa hari lalu. Pada Rabu (25/10) lalu, IHSG BEI berada di level 6.025,43 poin yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah di pasar modal.
Ia menambahkan bahwa cukup kuatnya optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi serta laporan keuangan emiten pada kuarta ketiga tahun ini juga diharapkan dapat mendorong IHSG kembali bergerak ke area positif.
Frekuensi transaksi hari ini mencapai 312.114 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,698 miliar lembar saham senilai Rp9,484 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 195 saham menurun, dan 113 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Dari bursa regional, indeks Nikkei-225 bursa Tokyo naik 268,67 poin (1,24 persen) ke 22.008,45, indeks Hang Seng bursa Hong Kong menguat 236,47 poin (0,84 persen) ke 28.438,85, dan Straits Times Singapura menguat 30,19 poin (0,90 persen) ke posisi 3.386,44.
IHSG BEI tertekan oleh aksi ambil untung
27 Oktober 2017 18:15 WIB
Bursa Efek Indonesia. (ANTARA /Muhammad Adimaja) ()
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: