New York, (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menerima laporan resmi bahwa Pemerintah Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad bersalah atas serangan gas kimia sarin terhadap Kota Khan Sheikhoun, yang menewaskan puluhan orang, pada April 2017.

"Republik Arab Suriah bertanggung jawab atas penggunaan sarin pada serangan di Khan Sheikhoun pada 4 April 2017," demikian laporan dari PBB dan Mekanisme Penyelidikan Bersama, Organisasi Pelarangan Penggunaan Bahan Kimia Sebagai Senjata (JIM), Kamis (26/10).

Serangan tersebut dilaporkan memicu aksi tanggapan dari Amerika Serikat (AS) yang menembakkan peluru kendali guna menghantam sebuah pangkalan udara di Suriah. Washington menganggap pangkalan udara tersebut digunakan untuk melancarkan serangan sarin itu.

"Sekali lagi, kita mendapat hasil penyelidikan secara mandiri terkait penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad," kata Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, layaknya dikutip kantor berita Xinhua China.

Ia menimpali, "Dewan Keamanan harus mengirimkan pesan yang jelas bahwa penggunaan senjata kimia oleh siapapun tidak akan ditoleransi, dan harus sepenuhnya mendukung pekerjaan para penyidik yang tidak memihak."

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa ISIS harus bertanggung jawab atas penggunaan belerang mustar dalam serangan di Kota Umm Hawsh, Suriah, pada15 dan 16 September 2016.

JIM dibuat dengan kesepakatan dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB pada 2015, dan diperbaharui pada 2016.

Mandat JIM akan berakhir pada pertengahan November 2017, dan Rusia pada Selasa (24/10) memveto sebuah proposal untuk memperpanjang mandatnya.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan untuk meninjau kembali perpanjangan mandat setelah laporan pada Kamis (26/10) diperbincangkan.

"Penggunaan senjata kimia yang terus berlanjut, termasuk oleh pelaku bukan negara, sangat mengkhawatirkan," catat laporan JIM atas serangan gas sarin di Suriah.

JIM juga mencatat, "Jika penggunaan tersebut terlepas dari larangan oleh masyarakat internasional, tidak dihentikan sekarang, maka akibatnya pasti akan mendorong pihak lain untuk mengikutinya."

Selain itu, JIM menemukan fakta bahwa pasukan Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas tiga serangan gas klorin pada 2014 dan 2015.

Pemerintah Suriah setuju untuk memusnahkan senjata kimia pada 2013 di bawah sebuah kesepakatan yang diperantarai oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS), dan telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia dalam perang sipil di negara tersebut lebih dari enam tahun ini.