BPJT mencatat penggunaan uang elektronik tol capai 91 persen
27 Oktober 2017 15:02 WIB
Penerapan Pembayaran Tol Non Tunai Pengendara melakukan transaksi pembayaran tol non tunai di gerbang tol Pejompongan, Jakarta, Selasa (12/9/2017). PT Jasa Marga (Persero) Tbk mulai menerapkan sistem transaksi pembayaran tol non tunai di seluruh Gerbang Tol Cawang-Tomang-Pluit dan Sedyatmo yang dibagi menjadi dua tahap. (ANTARA /Rivan Awal Lingga) ()
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mencatat transaksi non tunai melalui penggunaan uang elektronik di jalan tol seluruh Indonesia mencapai 91 persen terhitung per 24 Oktober 2017.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Wahyudi Mandala Putra mengatakan pihaknya berharap penggunaan uang elektronik pada 31 Oktober 2017 telah mencapai 100 persen sebagai upaya mendukung program pemerintah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
"Data terakhir kami untuk transaksi jalan tol se-Indonesia per tanggal 24 Oktober sudah 91 persen pemakai nontunai di jalan tol. Sementara untuk Jabodetabek sudah 94 persen," kata Wahyudi pada diskusi di Jakarta, Jumat.
Ia merinci transaksi nontunai di jalan tol kawasan Jabodetabek mencapai 94 persen, Jawa non Jabodetabek mencapai 86 persen, dan luar Jawa 73 persen.
Menurut dia, tujuan dari kebijakan BPJT menerapkan transaksi nontunai di seluruh tol Indonesia adalah sebagai proses untuk menuju pembayaran tol tanpa henti "multi lane free flow" (MLFF) dalam program jangka panjang.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat pengguna jalan tol kini harus terbiasa "taping" di mesin gerbang jalan tol dan menyiapkan kartu elektronik alih-alih uang tunai.
"Sasaran akhir kami di tol adalah menerapkan multi lane free flow. Ini harus dimulai dengan taping dan membiasakan pengguna jalan tol tidak memakai uang cash," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Sistem Pembayaran Ritel dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Punky P. Wibowo mengungkapkan sudah ada beberapa ruas tol yang 100 persen sudah menerapkan transaksi nontunai. Oleh karena itu, ia optimistis capaian elektronifikasi mencapai 100 persen di seluruh jalan tol.
"Posisi hari ini sebetuInya ada beberapa ruas yang juga sudah 100 persen, seperti di Denpasar dan Bogor Ring Road itu sudah 100 persen, sehingga dengan angka yang 91 persen hingga pekan ini, kami optimis bahwa pada tanggal 31 Oktober nanti akan mencapai 100 persen," kata Punky.
Untuk melayani transaksi non tunai, perbankan telah menyediakan sebanyak 1,5 juta kartu uang eIektronik tambahan. JumIah kartu tersebut dibagi rata antara bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA.
Dengan eIektronifikasi jalan tol, Iayanan pembayaran di gerbang tol menjadi Iebih cepat, praktis dan nyaman sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kelancaran di jalan toI. SeIain itu, penerapan sistem pembayaran nontunai akan menekan biaya "cash handling" dan peredaran uang palsu.
Kepala Bidang Pengawasan dan Pemantauan BPJT, Wahyudi Mandala Putra mengatakan pihaknya berharap penggunaan uang elektronik pada 31 Oktober 2017 telah mencapai 100 persen sebagai upaya mendukung program pemerintah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
"Data terakhir kami untuk transaksi jalan tol se-Indonesia per tanggal 24 Oktober sudah 91 persen pemakai nontunai di jalan tol. Sementara untuk Jabodetabek sudah 94 persen," kata Wahyudi pada diskusi di Jakarta, Jumat.
Ia merinci transaksi nontunai di jalan tol kawasan Jabodetabek mencapai 94 persen, Jawa non Jabodetabek mencapai 86 persen, dan luar Jawa 73 persen.
Menurut dia, tujuan dari kebijakan BPJT menerapkan transaksi nontunai di seluruh tol Indonesia adalah sebagai proses untuk menuju pembayaran tol tanpa henti "multi lane free flow" (MLFF) dalam program jangka panjang.
Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat pengguna jalan tol kini harus terbiasa "taping" di mesin gerbang jalan tol dan menyiapkan kartu elektronik alih-alih uang tunai.
"Sasaran akhir kami di tol adalah menerapkan multi lane free flow. Ini harus dimulai dengan taping dan membiasakan pengguna jalan tol tidak memakai uang cash," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Sistem Pembayaran Ritel dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Punky P. Wibowo mengungkapkan sudah ada beberapa ruas tol yang 100 persen sudah menerapkan transaksi nontunai. Oleh karena itu, ia optimistis capaian elektronifikasi mencapai 100 persen di seluruh jalan tol.
"Posisi hari ini sebetuInya ada beberapa ruas yang juga sudah 100 persen, seperti di Denpasar dan Bogor Ring Road itu sudah 100 persen, sehingga dengan angka yang 91 persen hingga pekan ini, kami optimis bahwa pada tanggal 31 Oktober nanti akan mencapai 100 persen," kata Punky.
Untuk melayani transaksi non tunai, perbankan telah menyediakan sebanyak 1,5 juta kartu uang eIektronik tambahan. JumIah kartu tersebut dibagi rata antara bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA.
Dengan eIektronifikasi jalan tol, Iayanan pembayaran di gerbang tol menjadi Iebih cepat, praktis dan nyaman sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kelancaran di jalan toI. SeIain itu, penerapan sistem pembayaran nontunai akan menekan biaya "cash handling" dan peredaran uang palsu.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: