Istri pemimpin Boko Haram diduga tewas dalam serangan
Perempuan yang melarikan diri dari kekerasan di Nigeria mengantre untuk mendapatkan makanan di pusat kedatangan pengungsi di Ngouboua, Chad, Senin (19/1). Lebih dari satu juta orang diperkirakan terpaksa meninggalkan rumah mereka di Nigeria utara akibat pemberontakan sekte Islamis Boko Haram, kata sebuah badan PBB. Serangan militan mungkin akan memaksa lebih banyak lagi warga untuk mengungsi, baik ke daerah lain di Nigeria ataupun ke negara tetangga seperti Kamerun, Niger, dan Chad, yang dapat mengacaukan kawasan tersebut, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dalam pernyataannya Selasa kemarin. (REUTERS/Emmanuel Braun)
"Human intelligence" menunjukkan kematian Malam Fitdasi Shekau, istri Abubakar Shekau --yang diduga adalah komandan tertinggi kelompok teror, kata Juru Bicara AU Nigeria Olatokundo Adesanya.
Wanita tersebut dikhawatirkan tewas saat mewakili suaminya dalam satu pertemuan koordinasi pada 19 Oktober dengan gerilyawan lain di tempat yang menjadi sasaran serangan militer, kata juru bicara itu.
"Penilaian mengenai kerusakan akibat serangan telah mengungkapkan serangan udara tersebut memicu kebakaran, dan mengakibatkan kerusakan bangunan gerilyawan di dalam permukiman itu," kata Adesanya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Serangan udara tersebut menewaskan sebagian besar petempur Boko Haram di tempat itu, tapi beberapa di antara mereka menyelamatkan diri, kata juru bicara tersebut.
Nigeria telah membuat kemajuan besar dalam memerangi kelompok teror itu, dan mengusir petempur Boko Haram dari Hutan sambisa, kamp-pelatihan terbesar kelompok tersebut di Nigeria.
Boko Barah telah dituding sebagai penyebab kematian lebih dari 20.000 orang dan pengungsian 2,3 juta orang lagi di Ngeria sejak 2009.
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017