Bangkok (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra (57), masih berencana membeli tim Liga Inggris, Manchester City, meskipun pihak berwenang di Negeri Gajah Putih membekukan asetnya bernilai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS), kata pengacaranya, Selasa. "Pembekuan itu tidak akan mempengaruhi maksudnya untuk membeli Manchester City," kata pengacara Thaksin, Noppadon Pattama, kepada wartawan. "Pembekuan uangnya akan dapat menangguhkan investasi, sebagai contoh untuk membeli Manchester City. Kami masih bermaksud melakukannya dengan perjanjian itu. Kami akan menemukan suatu penyelesaian," kata Noppadon. Dalam sebuah pernyataan Senin petang, Manchester City membenarkan bahwa mereka dalam keadaan tak menentu sehubungan dengan implikasi pembekuan aset itu, dan mengatakan klub sedang berunding dengan Thaksin tentang perkembangan terakhir tersebut. Tim anti-korupsi di Thailand pada Senin petang memerintahkan pembekuan 21 rekening bernilai 52,9 miliar baht (1,52 miliar dolar AS) milik Thaksin dan keluarganya. Uang tersebut termasuk banyak keuntungan dari penjualan perusahaan telekomunikasi berskala raksasa, Shin Corp, milik Thaksin pada tahun lalu kepada Temasek Holdings milik Singapura. Komite itu juga memerintahkan pembekuan sejumlah rekening pribadi milik Thaksin dan istrinya, Pojaman, dengan menyebut bukti bahwa Thaksin telah melanggar undang-undang. Tetapi, perintah tersebut hanya berlaku bagi bank-bank di Thailand, dan aset Thaksin di luar negeri tidak diketahui lokasi maupun jumlahnya. Thaksin digulingkan dari kekuasaannya oleh militer Thailand, September 2006, dan sejak itu ia menjalani kehidupan di satu rumah di London, serta sempat melakukan sejumlah perjalanan keliling dunia. Thaksin selama ini dianggap sebagai calon kuat untuk membeli Manchester City, dengan harga sekitar 100 juta pound (197 juta dolar AS). (*)