Jakarta (ANTARA News) - Ada satu cara untuk mendeteksi dini apakah Anda menderita skoliosis atau tidak, menurut spesialis bedah ortopedi dan konsultan tulang belakang dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr Didik Librianto, Sp.OT.




"Dibungkukin badannya (seperti gerakan rukuk dalam solat), lalu diperiksa ada tonjolan kah di bagian punggung. Apakah posisi punggung, bahu simetris," ujar dia di Jakarta, Rabu.




Jika ada indikasi tonjolan di punggung dan posisinya tak lagi simeteris maka bisa dicurigai skoliosis. Kendati begitu, masih diperlukan pemeriksaan sinar X untuk memastikannya.




Pemeriksaan skoliosis dini juga bisa dilakukan menggunakan alat yang dinamakan skoliometer. Alat ini bisa menilai derajat rotasi aksial skoliosis.




"Sekarang tersedia juga aplikasinya. Bisa diunduh di Playstore misalnya," kata Didik.




Seseorang dikatakan mengalami skoliosis bila memiliki lengkungan tulang misalnya di bahu, punggung di atas 10 derajat. Semakin besar derajat lengkungan maka semakin nyata nyeri yang dia rasakan.




"Sudutnya 5-10 derajat itu normal. Di atas 10 derajat tergolong skoliosis.




Didik menyarankan skrining skoliosis dilakukan mereka yang sejak berusia 10-14 tahun. Pemeriksaan ini cukup dilakukan setahun sekali selama tiga tahun.