Tokyo ( ANTARA News) - Pemimpin penjualan mobil PT Toyota Astra Motor optimistis pasar otomotif di Indonesia akan tumbuh pada triwulan IV tahun ini dan tahun depan seiring dengan indikator makro ekonomi domestik yang membaik.




"Indikatornya banyak, salah satunya perbaikan harga komoditas seperti batu bara, yang mendorong pertumbuhan permintaan kendaraan niaga," kata Eksekutif GM PT Toyota Astra Motor (TAM) F Soerjopranoto, di Tokyo, Jepang, Selasa, sebelum mengikuti acara Tokyo Motor Show 2017.




Ia mencontohkan saat ini harga batu bara sudah menyentuh angka 92 dolar AS/tom atau setara dengan Rp1,233 juta.




Demikian pula dengan harga minyak sawit mentah (CPO) terus membaik. Harga CPO untuk kontrak Oktober 2017 menuju ke angka 2.675 ringgit (625 dolar AS/metrik ton atau sekitar Rp8,375 juta/ton).




"Kondisi ini akan mendorong peningkatan kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama di daerah perkebunan dan tambang," ujarnya.




Soejo, sapaan F Soerjopranoto, optimistis indikator tersebut akan mendongkrak permintaan kendaraan tidak hanya mobil niaga tapi juga kendaraan penumpang.




Ia juga melihat beberapa model baru yang diluncurkan Toyota pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Agustus 2017 juga mendapat sambutan yang bagus, seperti medium MPV Toyota Voxy.




"Permintaan Toyota Voxy mencapai 1054 unit, jauh di atas perkiraan kami sekitar 200 unit," kata Soerjo.




Ia mengatakan kendaraan serbaguna (MPV) tetap menjadi tulang punggung penjualan Toyota maupun pasar otomotif nasional tahun ini.




"Intinya kami optimistis pasar mobil Indonesia akan tumbuh, meskipun penuh tantangan. Di sini diperlukan strategi," ujar Soerjo.




Untuk itu, TAM telah menyiap strategi khusus untuk mendulang penjualan dan mencapai target penguasaan pasar sebesar 35 persen tahun ini.




Ia memproyeksikan sampai akhir tahun penjualan Toyota di Indonesia bisa menembus angka 395 ribu unit, dengan rata-rata penjualan triwulan IV sekitar 34.000-36.000/bulan. Tahun 2016 total penjualan TAM mencapai 382.610 unit.