Nunukan, Kalimantan Utara (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Nunukan memberikan bantuan bibit cengkeh untuk mendorong agar wilayah perbatasan tersebut dapat mengekspor rempah-rempah ke negara tetangga, seperti Malaysia.

Pada kunjungan kerjanya ke Desa Bukit Aru Indah, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Senin, Menteri Amran memfokuskan kinerja untuk mengembalikan kejayaan rempah-rempah di sisa dua tahun pemerintahan Kabinet Kerja.

"Mulai sekarang kembali ke perkebunan dan rempah-rempah. Dulu, 500 tahun lalu, Spanyol, Belanda, Inggris ke Indonesia karena rempah-rempah, bukan karena tambang. Kami kasih bibit cengkeh dan lada. Tolong tanam karena Malaysia butuh," kata Amran.

Ia mengatakan selama tiga tahun memimpin Kementerian Pertanian, Indonesia sudah bisa mandiri pangan, bahkan mengekspor beras, jagung, dan bawang merah dari daerah perbatasan, seperti Entikong, Belu, Malaka, dan Merauke.

Oleh karena itu, kini Kementan fokus untuk mendorong komoditas rempah-rempah seperti cengkeh, lada, biji pala yang unggul sesuai keunggulan wilayah masing-masing. Amran menyebutkan Kementan menyediakan bibit cengkeh yang diberikan secara gratis sebanyak 30 juta batang untuk seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara AM Santiaji menyebutkan bantuan bibit cengkeh yang diberikan untuk Kabupaten Nunukan sebanya 13 ribu batang.

Ia menjelaskan cengkeh merupakan komoditas rempah-rempah yang membutuhkan perhatian khusus dari petani karena proses tanamnya yang memakan waktu lama.

"Cengkeh proses tanamnya tiga tahun sudah bisa berbuah. Perkebunan cengkeh memang rawan karena saat ditanam, kalau tercabut langsung mati. Jadi harus dijaga agar tidak mudah mati," kata Santiaji.

Ia menambahkan potensi pendapatan yang didapat dari cengkeh sebesar Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram jika berkaca pada penjualan cengkeh di Sulawesi Selatan tahun ini.

Adapun berdasarkan data BPS periode Januari hingga November 2016, kondisi rempah Indonesia saat ini memang menunjukkan tren penurunan ekspor.

Nilai total ekspor rempah Indonesia sebesar 653,3 juta dolar AS atau turun dibandingkan nilai ekspor tahun 2015 pada periode yang sama sebesar 770,42 juta dolar, kecuali vanili yang naik dari 14,41 juta dolar tahun 2015 menjadi 62,08 juta dolar pada periode yang sama tahun 2016.