Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan dan penjatahan Obligasi Negara Ritel seri ORI014 sebesar Rp8,94 triliun dengan total pemesanan yang masuk mencapai Rp8,97 triliun.

Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko yang diterima di Jakarta, Senin, menyatakan penjualan ORI014 dilakukan melalui 19 agen penjual yang terdiri dari 18 bank dan satu perusahaan sekuritas.

Penjualan ORI014 yang mempunyai tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2020 ini menjangkau 22.882 pemesan di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah investor baru untuk obligasi ritel ini sebesar 11.182 investor.

Jumlah pemesan ORI014 terbesar berada pada kisaran Rp5 juta sampai Rp100 juta atau sekitar 44,73 persen. Namun, rata-rata volume pemesanan mencapai Rp391,08 juta.

Para pemesan ORI014 di wilayah DKI Jakarta mencapai 37,7 persen dari total jumlah pemesanan, sedangkan pemesan di wilayah Indonesia Barat selain DKI Jakarta mencapai 54,6 persen dan wilayah Indonesia Tengah dan Timur mencapai 7,7 persen.

Berdasarkan kelompok umum, jumlah pemesan terbesar berada pada kelompok usia di atas 40 tahun, yaitu mencapai 77,28 persen dari total pemesan, dengan volume pemesanan sebesar Rp7,52 triliun atau 84,05 persen dari total volume.

Sementara itu, jumlah pemesan berdasarkan kelompok profesi yaitu wiraswasta sebesar 15,39 persen, pegawai swasta 15,29 persen, ibu rumah tangga 7,44 persen dan pegawai otoritas/lembaga/BUMN/BUMD 6,2 persen.

Selain itu, profesional 5,36 persen, PNS 4,68 persen, pensiunan 1,13 persen, TNI-Polri 0,73 persen, pelajar mahasiswa 0,6 persen, pekerja seni 0,02 persen dan lainnya 43,16 persen.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mencatat tingkat kupon ORI014 sebesar 5,85 persen merupakan yang terendah sejak ORI diterbitkan pada 2006.

Kualitas keritelan ORI ini nisbi lebih baik dari penerbitan sebelumnya yaitu jumlah pemesan yang berada pada kisaran Rp5 juta sampai Rp100 juta yang mencapai 44,73 persen serta pemesanan terbesar pada penerbitan ORI dalam delapan tahun terakhir berada pada kisaran Rp100 juta sampai Rp500 juta.

Selain itu, rata-rata pemesanan ORI014 sebesar Rp391 juta adalah yang terendah dibandingkan rata-rata pemesanan dalam tujuh tahun terakhir yang berkisar RP560 juta.

Obligasi ritel ini akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada 26 Oktober 2017, namun karena obligasi ini ditetapkan adanya ketentuan "minimum holding period", maka pemindahbukuan ORI014 baru dapat dilakukan setelah pembayaran kupon kedua pada 15 Desember 2017.

Dengan adanya penjualan ORI014 sebesar Rp8,94 triliun, maka realisasi SBN Neto diperkirakan mencapai Rp407,41 triliun atau 94,1 persen dari target SBN Neto sebesar Rp432,96 triliun.