Presiden Jokowi-Megawati bertemu selama tiga jam
22 Oktober 2017 21:41 WIB
Dokumentasi Megawati Soekarnoputeri Berkunjung Ke Istana Merdeka. Presiden Joko Widodo makan bersama mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri, di istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/11/2016). Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden RI periode 2001-2004 tersebut di teras belakang Istana Merdeka. (ANTARA FOTO/Setpres) ()
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengadakan pertemuan tertutup selama tiga jam di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Minggu sore, yang berlangsung santai diselingi makan malam masakan Megawati dengan menu kegemaran Bung Karno.
"Pertemuan memang mendadak dan sebagaimana kebiasaan Ibu Megawati, beliau menyiapkan menu makanan spesial buat Pak Jokowi. Makanan tersebut dimasak sendiri oleh Ibu Megawati," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ikut menyaksikan pertemuan tersebut, seperti dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu malam.
Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 5 sore ini, lanjut Hasto, berlangsung santai dan penuh canda. Namun beberapa kali, keduanya tampak serius ketika masuk dalam pembahasan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Mengenai substansi pembicaraan Presiden Jokowi dengan Megawati, Hasto menolak untuk menjelaskannya karena merupakan pembicaraan empat mata.
"Secara berkala Ibu Megawati dan Pak Jokowi mengadakan pertemuan yang tentunya juga membahas dinamika politik nasional. Kebiasaan membahas berbagai persoalan bangsa diantara kedua tokoh tersebut telah dilakukan sejak Pak Jokowi menjabat Walikota Solo," papar Hasto.
Menurutnya, tahun 2014 lalu, sebelum Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan memutuskan untuk mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden, juga diawali makan malam dan suasana keakrabannya saat itu tidak jauh berbeda dengan malam ini.
Terkait kuliner yang dimasak dan disiapkan Megawati untuk Presiden, kata Hasto, menunya benar-benar khas Indonesia seperti ayam goreng bumbu lajak, sayur lodeh kesukaan Bung Karno, rendang ikan, ikan cue goreng, tempe goreng, dan bubur jagung.
"Pak Jokowi nampak lahap menikmati makan malam khas Ibu Mega. Sementara para pengawal dengan penuh nikmat merasakan nasi goreng pete Istana Batu Tulis yang dimasak oleh Pak Karim, pedagang nasi goreng turun temurun, yang sejak dulu menjadi kegemaran Bung Karno sejak dulu," tutur Hasto.
"Pertemuan memang mendadak dan sebagaimana kebiasaan Ibu Megawati, beliau menyiapkan menu makanan spesial buat Pak Jokowi. Makanan tersebut dimasak sendiri oleh Ibu Megawati," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ikut menyaksikan pertemuan tersebut, seperti dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu malam.
Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 5 sore ini, lanjut Hasto, berlangsung santai dan penuh canda. Namun beberapa kali, keduanya tampak serius ketika masuk dalam pembahasan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Mengenai substansi pembicaraan Presiden Jokowi dengan Megawati, Hasto menolak untuk menjelaskannya karena merupakan pembicaraan empat mata.
"Secara berkala Ibu Megawati dan Pak Jokowi mengadakan pertemuan yang tentunya juga membahas dinamika politik nasional. Kebiasaan membahas berbagai persoalan bangsa diantara kedua tokoh tersebut telah dilakukan sejak Pak Jokowi menjabat Walikota Solo," papar Hasto.
Menurutnya, tahun 2014 lalu, sebelum Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan memutuskan untuk mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden, juga diawali makan malam dan suasana keakrabannya saat itu tidak jauh berbeda dengan malam ini.
Terkait kuliner yang dimasak dan disiapkan Megawati untuk Presiden, kata Hasto, menunya benar-benar khas Indonesia seperti ayam goreng bumbu lajak, sayur lodeh kesukaan Bung Karno, rendang ikan, ikan cue goreng, tempe goreng, dan bubur jagung.
"Pak Jokowi nampak lahap menikmati makan malam khas Ibu Mega. Sementara para pengawal dengan penuh nikmat merasakan nasi goreng pete Istana Batu Tulis yang dimasak oleh Pak Karim, pedagang nasi goreng turun temurun, yang sejak dulu menjadi kegemaran Bung Karno sejak dulu," tutur Hasto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: