Ketua parlemen Catalunya anggap Spanyol lakukan "kudeta"
22 Oktober 2017 02:44 WIB
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Spanyol dan berteriak di depan balai kota dalam sebuah demonstrasi mendukung persatuan Spanyol sehari sebelum referendum kemerdekaan 1 Oktober yang dilarang di Catalunya, di Madrid, Spanyol, Sabtu (30/9/2017). (REUTERS/Sergio Perez/cfo/17)
Madrid (ANTARA News) - Keputusan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy untuk memecat pemerintahan Catalunya serta memaksakan pemilihan baru merupakan tindakan "kudeta" dan "serangan terhadap demokrasi", menurut ketua parlemen Catalunya, Sabtu.
"Perdana Menteri Rajoy menginginkan parlemen Catalunya untuk berhenti menjadi parlemen yang demokratis, dan kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi," tegas Ketua Parlemen Carme Forcadell dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Inilah mengapa kita ingin mengirimkan pesan kepada rakyat negara ini soal keteguhan dan harapan. Kami berkomitmen hari ini, setelah serangan paling serius terhadap lembaga-lembaga Catalunya sejak dipulihkan, untuk mempertahankan kedaulatan parlemen Catalunya," katanya.
Sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa berusaha meminimalisasi krisis Spanyol-Catalunya dengan menghindarkan diri mendukung separatisme Catalunya yang alih-alih menyebut pemisahan diri Catalunya itu sebagai masalah dalam negeri Spanyol untuk kemudian menolak menjadi penengah.
Para diplomat Uni Eropa menyebutkan, para pemimpin Uni Eropa tak mau membahas permohonan pemisahan diri Catalunya dari Spanyol dan menyatakan tak ada untungnya melawan Spanyol.
(Uu.SYS/T008)
"Perdana Menteri Rajoy menginginkan parlemen Catalunya untuk berhenti menjadi parlemen yang demokratis, dan kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi," tegas Ketua Parlemen Carme Forcadell dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Inilah mengapa kita ingin mengirimkan pesan kepada rakyat negara ini soal keteguhan dan harapan. Kami berkomitmen hari ini, setelah serangan paling serius terhadap lembaga-lembaga Catalunya sejak dipulihkan, untuk mempertahankan kedaulatan parlemen Catalunya," katanya.
Sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa berusaha meminimalisasi krisis Spanyol-Catalunya dengan menghindarkan diri mendukung separatisme Catalunya yang alih-alih menyebut pemisahan diri Catalunya itu sebagai masalah dalam negeri Spanyol untuk kemudian menolak menjadi penengah.
Para diplomat Uni Eropa menyebutkan, para pemimpin Uni Eropa tak mau membahas permohonan pemisahan diri Catalunya dari Spanyol dan menyatakan tak ada untungnya melawan Spanyol.
(Uu.SYS/T008)
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2017
Tags: