Arab Saudi angkat perempuan pertama pimpin olahraga
20 Oktober 2017 21:46 WIB
Arsip: Seorang perempuan Arab Saudi bekerja di layanan call center perempuan pertama di sektor keamanan kerajaan, di kota suci Makkah, Arab Saudi, Selasa (29/8/2017). (REUTERS/Suhaib Salem/djo/17)
Beirut (ANTARA News) - Arab Saudi mengangkat perempuan pertama menjadi kepala olahraga, yang akan menarik lebih banyak wanita ke sarana olahraga serta mengikuti pertandingan di negara tempat wanita dilarang berolahraga dengan pria, kata penyelenggara olahraga bagi wanita, Jumat.
Puteri Reema binti Bandar, yang dibesarkan di Amerika Serikat, pada minggu lalu menjadi wanita pertama ketua Federasi Olahraga Masyarakat Arab Saudi, yang mengelola kegiatan olahraga untuk pria dan wanita di kerajaan Muslim sangat konservatif itu, kata media setempat.
Penunjukannya dilakukan di tengah serangkaian perubahan bagi wanita di Arab Saudi, yang dipuji sebagai kecenderungan baru, termasuk memberi wanita hak berkendaraan dan mendorong lebih banyak wanita bekerja.
Namun, sistem perwalian, tempat anggota keluarga laki-laki harus memberikan izin kepada wanita untuk belajar, melakukan perjalanan dan kegiatan lain, masih berlaku.
Lina Al Maeena, yang membentuk Jeddah United, klub basket wanita swasta pertama Arab Saudi, pada 2003, mengatakan bahwa penunjukkan putri tersebut memiliki arti.
"Ini akan mengubah stereotip karena pengangkatannya dalam peran tersebut sebagai kepala kedua jenis kelamin," katanya dari Jeddah.
Peranserta perempuan dalam olahraga telah lama menjadi isu kontroversial di Saudi, di mana wanita tidak dapat berolahraga dengan pria dan tidak ada fasilitas olahraga umum untuk wanita, karena banyak ulama Muslim konservatif menganggap olahraga bagi wanita merupakan hal yang tidak sopan.
Arab Saudi tidak mengirim wanita ke Olimpiade sampai tahun 2012.
Tapi hal tersebut menimbulkan jumlah korban, dengan sekitar 44 persen wanita tergolong obesitas di Arab Saudi yang memiliki tingkat obesitas dan diabetes tertinggi di dunia.
Susan Turner, kepala eksekutif NuYu, jaringan pusat kebugaran wanita pertama kerajaan, mengatakan penunjukan Putri Reema akan membawa kesehatan perempuan ke arah "terdepan".
"Semua orang berhak mengakses fasilitas ini dan menjaga kesehatan mereka ... wanita menyadari bahwa jika mereka tidak melakukanya (olahraga), itu hanya membawa statistik dan fakta tersebut pada sorotan," kata Turner.
Menurut rencana reformasi Visi 2030, hanya 13 persen penduduk Saudi yang berolahraga setidaknya seminggu sekali. Rencananya bertujuan untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 40 persen.
Puteri Reema, yang merupakan putri mantan duta besar Saudi untuk Amerika Serikat, memperjuangkan perizinan sarana olahraga wanita dan klub olahraga dalam peran sebelumnya, yang memimpin bagian perempuan dari Badan Olahraga Umum, demikian Reuters.
(KR-DVI/B002)
Puteri Reema binti Bandar, yang dibesarkan di Amerika Serikat, pada minggu lalu menjadi wanita pertama ketua Federasi Olahraga Masyarakat Arab Saudi, yang mengelola kegiatan olahraga untuk pria dan wanita di kerajaan Muslim sangat konservatif itu, kata media setempat.
Penunjukannya dilakukan di tengah serangkaian perubahan bagi wanita di Arab Saudi, yang dipuji sebagai kecenderungan baru, termasuk memberi wanita hak berkendaraan dan mendorong lebih banyak wanita bekerja.
Namun, sistem perwalian, tempat anggota keluarga laki-laki harus memberikan izin kepada wanita untuk belajar, melakukan perjalanan dan kegiatan lain, masih berlaku.
Lina Al Maeena, yang membentuk Jeddah United, klub basket wanita swasta pertama Arab Saudi, pada 2003, mengatakan bahwa penunjukkan putri tersebut memiliki arti.
"Ini akan mengubah stereotip karena pengangkatannya dalam peran tersebut sebagai kepala kedua jenis kelamin," katanya dari Jeddah.
Peranserta perempuan dalam olahraga telah lama menjadi isu kontroversial di Saudi, di mana wanita tidak dapat berolahraga dengan pria dan tidak ada fasilitas olahraga umum untuk wanita, karena banyak ulama Muslim konservatif menganggap olahraga bagi wanita merupakan hal yang tidak sopan.
Arab Saudi tidak mengirim wanita ke Olimpiade sampai tahun 2012.
Tapi hal tersebut menimbulkan jumlah korban, dengan sekitar 44 persen wanita tergolong obesitas di Arab Saudi yang memiliki tingkat obesitas dan diabetes tertinggi di dunia.
Susan Turner, kepala eksekutif NuYu, jaringan pusat kebugaran wanita pertama kerajaan, mengatakan penunjukan Putri Reema akan membawa kesehatan perempuan ke arah "terdepan".
"Semua orang berhak mengakses fasilitas ini dan menjaga kesehatan mereka ... wanita menyadari bahwa jika mereka tidak melakukanya (olahraga), itu hanya membawa statistik dan fakta tersebut pada sorotan," kata Turner.
Menurut rencana reformasi Visi 2030, hanya 13 persen penduduk Saudi yang berolahraga setidaknya seminggu sekali. Rencananya bertujuan untuk meningkatkan angka tersebut menjadi 40 persen.
Puteri Reema, yang merupakan putri mantan duta besar Saudi untuk Amerika Serikat, memperjuangkan perizinan sarana olahraga wanita dan klub olahraga dalam peran sebelumnya, yang memimpin bagian perempuan dari Badan Olahraga Umum, demikian Reuters.
(KR-DVI/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: