Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengapresiasi Kepolisian Republik Indonesia dalam perannya menjaga laju inflasi bergerak ke arah yang semakin baik atau berkisar di bawah empat persen.

"Kepolisian turun dalam bentuk Satgas Pangan, sehingga para spekulan tidak bisa bergerak melakukan hal yang merugikan masyarakat," kata Agus dalam Seminar Nasional Sekolah Pimpinan Tinggi Polri Pendidikan Reguler ke-26 2017 di Jakarta, Jumat.

Inflasi tahunan Indonesia tercatat 3,35 persen di 2015 dan 3,02 persen pada 2016. Dalam tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, laju inflasi menurun dari 4,49 persen secara tahunan pada September 2014 menjadi 3,72 persen secara tahunan pada September 2017.

Realisasi inflasi 2017 juga diperkirakan berada dalam kisaran sasaran atau 4 persen plus minus 1 persen.

Inflasi pangan dari tahun ke tahun juga lebih terkendali sejalan dengan perkembangan jumlah Tim Pengendali Inflasi Daerah.

"Inflasi perlu dijaga rendah dan stabil, maka akan menguntungkan masyarakat. Kami apresiasi ke Polri karena membantu hal ini," ucap Agus.

Selain itu, Agus juga mengajak pihak kepolisian dalam upaya penegakan hukum, antara lain terkait dengan pemberantasan peredaran uang palsu dan kewajiban penggunaan rupiah mengingat masih banyak pengusaha bertransaksi dalam valuta asing.

Upaya penegakan hukum juga diharapkan dalam penertiban kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) yang ilegal serta kejahatan terhadap penggunaan kartu untuk transaksi pembayaran.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Tito Karnavian berkomitmen untuk terlibat dalam upaya menjaga inflasi rendah melalui pengungkapan peredaran uang palsu dan menjaga harga barang stabil.

"Ini kami bantu semaksimal mungkin. Kita perlu berpikir bahwa Indonesia harus dominan di bidang ekonomi," kata Tito.