Transaksi TEI 2017 capai 1,3 miliar dolar AS
18 Oktober 2017 15:54 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (tengah), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (kedua kanan) dan Gubernur Banten Wahidin Halim (kanan) saat membuka Trade Expo Indonesia (TEI) ke-32 Tahun 2017, di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten, Rabu (11/10/2017). (ANTARA /Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Pameran produk ekspor Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 yang berlangsung 11-15 Oktober mencatatkan transaksi 1,344 miliar dolar AS, melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 1,10 miliar dolar AS.
"Total transaksi hingga hari ini 1,344 miliar dolar AS, naik 31,3 persen jika dibandingkan total tahun lalu," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Enggartiasto kepada Antara, Rabu.
Peningkatan nilai transaksi selama TEI 2017 di Indonesia Convention Exhibition, Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, tersebut, menurut dia, tidak lepas dari upaya pemerintah untuk mendatangkan pembeli potensial dari negara tujuan ekspor nontradisional.
Ia mengatakan hasil upaya membuka pasar ekspor di negara-negara nontradisional sudah mulai terlihat dalam ajang itu.
TEI 2017 didatangi 22.088 pengunjung dari 113 negara, dan di antaranya ada pembeli potensial dari negara nontradisional di kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.
Ajang itu juga menunjukkan keragaman produk ekspor, yang antara lain meliputi batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, minyak kelapa sawit mentah, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.
Selama kegiatan itu juga ada penandatanganan 35 nota kesepahaman misi pembelian dengan 17 negara yakni Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.
Nilai total pembelian dalam kesepakatan-kesepakatan itu mencapai 228,02 juta dolar AS atau naik 20 juta dolar AS dibandingkan dengan nilai nota kesepahaman misi pembelian pada TEI 2016 yang sebesar 207,9 juta dolar AS.
Selain itu ada penandatanganan nota kesepahaman kesepakatan penjualan batu bara kepada pembeli dari Laos sebesar 588 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,82 triliun atas upaya KBRI di Vientiane.
"Total transaksi hingga hari ini 1,344 miliar dolar AS, naik 31,3 persen jika dibandingkan total tahun lalu," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita Enggartiasto kepada Antara, Rabu.
Peningkatan nilai transaksi selama TEI 2017 di Indonesia Convention Exhibition, Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, tersebut, menurut dia, tidak lepas dari upaya pemerintah untuk mendatangkan pembeli potensial dari negara tujuan ekspor nontradisional.
Ia mengatakan hasil upaya membuka pasar ekspor di negara-negara nontradisional sudah mulai terlihat dalam ajang itu.
TEI 2017 didatangi 22.088 pengunjung dari 113 negara, dan di antaranya ada pembeli potensial dari negara nontradisional di kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.
Ajang itu juga menunjukkan keragaman produk ekspor, yang antara lain meliputi batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, minyak kelapa sawit mentah, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.
Selama kegiatan itu juga ada penandatanganan 35 nota kesepahaman misi pembelian dengan 17 negara yakni Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.
Nilai total pembelian dalam kesepakatan-kesepakatan itu mencapai 228,02 juta dolar AS atau naik 20 juta dolar AS dibandingkan dengan nilai nota kesepahaman misi pembelian pada TEI 2016 yang sebesar 207,9 juta dolar AS.
Selain itu ada penandatanganan nota kesepahaman kesepakatan penjualan batu bara kepada pembeli dari Laos sebesar 588 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,82 triliun atas upaya KBRI di Vientiane.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: