Semarang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang memperkirakan sekitar 75 persen wilayah di Jawa Tengah sudah memasuki musim penghujan pada Oktober 2017.

"Sebenarnya, Agustus lalu kami sudah memperkirakan Oktober 2017 awal transisi dari kemarau ke penghujan. Namun, belum merata memang," kata Analis Cuaca dan Iklim BMKG Kelas I Semarang Tris Adi Sukoco di Semarang, Selasa.

Daerah-daerah di Jateng yang sudah masuk musim hujan pada periode Oktober 2017, antara lain Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang.

Untuk daerah yang baru memasuki penghujan pada November 2017, yakni Kota Pekalongan, Kota Tegal, Wonogiri, Karanganyar, Surakarta, Sragen, Blora, Pati, sebagian Jepara, dan Rembang.

Selama musim transisi, kata dia, kondisi cuaca mudah sekali berubah, seperti angin yang bertiup kencang, tiba-tiba panas, kemudian hujan disertai dengan petir yang menyambar.

"Akan tetapi, perubahan cuaca yang terjadi masih dalam kondisi normal. Hanya untuk cuaca dan temperatur udara yang kadang berubah dengan cepat dari panas ke dingin," katanya.

Dengan kondisi semacam ini, kata dia, sangat berpotensi terjadinya bencana, di antaranya angin kencang, kemudian hujan yang bisa saja menyebabkan banjir dan tanah longsor di daerah rawan bencana.

"Makanya, kami imbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor, banjir, dan angin kencang untuk waspada. Persoalan longsor juga karena faktor kondisi tanah yang labil sehabis terik tiba-tiba hujan lebat," pungkasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng telah menyiapkan posko siaga 24 jam di sejumlah titik-titik rawan bencana alam memasuki musim hujan ini.

"Di setiap posko telah kami fasilitasi kontak nomor darurat posko yang bisa diakses oleh siapapun. Kontak tersebut sudah kami sebarkan melalui berbagai media informasi," kata Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Darurat BPBD Jateng, Purwito.

Posko tersebut, kata dia, bertujuan mempermudah informasi terkait terjadinya bencana di suatu daerah sehingga mempercepat BPBD menanggapi dan memberi bantuan di daerah yang terkena bencana.

Untuk anggaran, ia menyebutkan sudah mempersiapkan anggaran sekitar Rp280 juta beberapa peralatan dan logistik untuk membantu korban bencana, berupa sembako, air mineral, tenda, rescue, alat komunikasi, dan sebagainya.

"Menurut informasi dari BMKG Semarang, Oktober ini kan masuk musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke hujan dengan intensitas rendah. Namun, banyak daerah yang sudah masuk musim hujan," katanya.