Israel setujui rencana pembangunan 31 pemukiman di hebron, tepi barat
17 Oktober 2017 13:03 WIB
Dokumentasi - Seorang pria Palestina berdebat dengan tentara Israel ketika penghancuran rumah seorang Palestina atas perintah pasukan Israel saat ia mencoba menghentikan penghancuran tersebut di desa Biet Ula Tepi Barat, barat Hebron, Kamis (21/1/2016). (REUTERS/Mussa Qawasma)
Jerusalem (ANTARA News) - Israel pada Senin menyetujui rencana pembangunan 31 pemukiman di Hebron, Tepi Barat, sebuah langkah awal pembangunan di wilayah yang diduduki Israel tersebut, kata seorang juru bicara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapat peningkatan tekanan untuk melakukan perluasan permukiman dari sekutu sayap kanannya, meski pembangunan tidak segera terwujud akibat proses birokrasi yang masih berjalan.
Pemerintahannya telah membuat banyak pengumuman tentang pembangunan tersebut belakangan ini, membuat marah warga Palestina yang menginginkan terwujudnya pendirian negara mereka di wilayah yang dicaplok Israel dalam perang 1967.
Namun, para pendukung pembangunan pemukiman mengatakan bahwa meskipun terdapat serangkaian pengumuman untuk pembangunan ribuan rumah di Tepi Barat, hanya sebagian kecil yang kemungkinan akan terwujud pembangunannya.
Hebron adalah kota Palestina terbesar di wilayah Tepi Barat, yang diduduki Israel, dengan jumlah penduduk sekitar 216.000. Sekitar 1.000 pemukim Israel tinggal di jantung kota itu, yang selama beberapa dasawarsa menjadi sumber gesekan agama antara Muslim dan Yahudi.
Kelompok pemantau anti-pemukiman Israel, Peace Now, mengeluarkan keterangan rencana proyek di daerah Hebron, yang akan menjadi tempat pemukiman dan melalui lamannya menunjukkan grafik tentang rencana pembangunan blok apartemen empat lantai di kawasan itu.
Mereka mengatakan bahwa terakhir kali pemukiman dibangun di daerah tersebut pada 2002.
Hadar Horen, juru bicara badan Israel yang menangani warga di Tepi Barat, tidak bersedia menanggapi keterangan yang dikeluarkan oleh Peace Now dan mengatakan keputusan komite perencanaan akan diumumkan nanti.
(T.KR-AMQ/G003)
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapat peningkatan tekanan untuk melakukan perluasan permukiman dari sekutu sayap kanannya, meski pembangunan tidak segera terwujud akibat proses birokrasi yang masih berjalan.
Pemerintahannya telah membuat banyak pengumuman tentang pembangunan tersebut belakangan ini, membuat marah warga Palestina yang menginginkan terwujudnya pendirian negara mereka di wilayah yang dicaplok Israel dalam perang 1967.
Namun, para pendukung pembangunan pemukiman mengatakan bahwa meskipun terdapat serangkaian pengumuman untuk pembangunan ribuan rumah di Tepi Barat, hanya sebagian kecil yang kemungkinan akan terwujud pembangunannya.
Hebron adalah kota Palestina terbesar di wilayah Tepi Barat, yang diduduki Israel, dengan jumlah penduduk sekitar 216.000. Sekitar 1.000 pemukim Israel tinggal di jantung kota itu, yang selama beberapa dasawarsa menjadi sumber gesekan agama antara Muslim dan Yahudi.
Kelompok pemantau anti-pemukiman Israel, Peace Now, mengeluarkan keterangan rencana proyek di daerah Hebron, yang akan menjadi tempat pemukiman dan melalui lamannya menunjukkan grafik tentang rencana pembangunan blok apartemen empat lantai di kawasan itu.
Mereka mengatakan bahwa terakhir kali pemukiman dibangun di daerah tersebut pada 2002.
Hadar Horen, juru bicara badan Israel yang menangani warga di Tepi Barat, tidak bersedia menanggapi keterangan yang dikeluarkan oleh Peace Now dan mengatakan keputusan komite perencanaan akan diumumkan nanti.
(T.KR-AMQ/G003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: