Pemerintah anggarkan Rp300 miliar bangun kapal ternak
16 Oktober 2017 18:11 WIB
Dokumentasi pedagang menunggui sapi dagangannya di Pasar Keppo, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (5/9/2017). Pascalebaran Iduladha, harga sapi Madura turun 10-20 persen karena rendahnya permintaan. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan telah menganggarkan Rp300 miliar untuk membangun total enam kapal ternak yang dioperasikan untuk mengangkut sapi dari Indonesia Timur, yakni Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, mengatakan, kapal ternak merupakan cara untuk memberikan stimulus agar masyarakat NTT dan NTB dapat mengembangkan peternakan sapi dan mendistribusikannya ke daerah dengan jumlah permintaan sapi yang tinggi, salah satunya DKI Jakarta.
"Usaha intensif dari pemerintah melalui pembangunan kapal yang jumlahnya tidak sedikit. Hampir Rp300 miliar kami anggarkan untuk bisa memberikan dorongan bagi peternakan di sana," kata Menhub Budi Karya pada diskusi di Jakarta, Senin.
Menhub menjelaskan saat ini sudah beroperasi satu kapal ternak yakni KM Camara Nusantara 1 dan lima kapal ternak yang direncanakan akan selesai pada Desember 2017.
Ada pun KM. Camara Nusantara dioperasikan oleh PT PELNI dengan kapasitas angkut 500 ekor sapi dan ruang muat 150 ton. Kapal tersebut memiliki ruang medis dan karantina, blower system, feeding sysrem dan sewage system yang memenuhi unsur kesejahteraan hewan.
Menurut Budi, pembangunan kapal ternak akan mengembangkan peternakan sapi di NTT dan NTB sebagai gudang ternak karena peternak mendapat kepastian sapi mereka akan dibeli dan meningkatkan margin yang diperoleh.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pihak swasta dapat turut serta dalam penyelenggaraan kapal ternak ini, terutama kapal swasta yang memiliki kapasitas kosong saat perjalanan balik.
Setelah keenam kapal dioperasikan, Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi jika memang kapal ternak dibutuhkan dan memiliki efektivitas yang tinggi.
"Tahun depan akan kami evaluasi, kalau membangun kapal ternak menjadi produktif akan kita bangun lagi. Sedangkan kalau tidak produktif, kita bisa kerja sama dengan swasta tanpa bangun kapal karena swasta yang bangun kapalnya," kata dia.
Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, mengatakan, kapal ternak merupakan cara untuk memberikan stimulus agar masyarakat NTT dan NTB dapat mengembangkan peternakan sapi dan mendistribusikannya ke daerah dengan jumlah permintaan sapi yang tinggi, salah satunya DKI Jakarta.
"Usaha intensif dari pemerintah melalui pembangunan kapal yang jumlahnya tidak sedikit. Hampir Rp300 miliar kami anggarkan untuk bisa memberikan dorongan bagi peternakan di sana," kata Menhub Budi Karya pada diskusi di Jakarta, Senin.
Menhub menjelaskan saat ini sudah beroperasi satu kapal ternak yakni KM Camara Nusantara 1 dan lima kapal ternak yang direncanakan akan selesai pada Desember 2017.
Ada pun KM. Camara Nusantara dioperasikan oleh PT PELNI dengan kapasitas angkut 500 ekor sapi dan ruang muat 150 ton. Kapal tersebut memiliki ruang medis dan karantina, blower system, feeding sysrem dan sewage system yang memenuhi unsur kesejahteraan hewan.
Menurut Budi, pembangunan kapal ternak akan mengembangkan peternakan sapi di NTT dan NTB sebagai gudang ternak karena peternak mendapat kepastian sapi mereka akan dibeli dan meningkatkan margin yang diperoleh.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pihak swasta dapat turut serta dalam penyelenggaraan kapal ternak ini, terutama kapal swasta yang memiliki kapasitas kosong saat perjalanan balik.
Setelah keenam kapal dioperasikan, Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi jika memang kapal ternak dibutuhkan dan memiliki efektivitas yang tinggi.
"Tahun depan akan kami evaluasi, kalau membangun kapal ternak menjadi produktif akan kita bangun lagi. Sedangkan kalau tidak produktif, kita bisa kerja sama dengan swasta tanpa bangun kapal karena swasta yang bangun kapalnya," kata dia.
Pewarta: Mentari Dwi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: