Jakarta (ANTARA News) - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi meminta TNI tidak disudutkan dalam kerusuhan pertandingan Liga 2 antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan di Stadion Persikabo Cibinong, Bogor.

"Bukan kerusuhan, itu motivasi yang berlebihan sehingga menjadi gesekan. Mohon maaf jangan sudutkan TNI," kata Edy Rahmayadi usai rapat koordinasi dengan Menpora Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin.

Ketua Umum PSSI itu menegaskan masalah yang terjadi saat pertandingan Persita melawan PSMS yang mengakibatkan satu orang suporter Persita meninggal dunia saat ini dalam proses investigasi Komisi Disiplin.

"Komisi Disiplin saat ini sedang bekerja. Kalau ada kesalahan di klub maupun person akan ditindak," kata dia.

Berdasarkan laporan sementara, prajurit TNI memang menjadi salah satu bahan investigasi. Namun, Edy menegaskan pada pertandingan itu tidak hanya TNI yang menjadi suporter.

"Apa enggak boleh TNI jadi suporter? Apalagi mereka datang tidak menggunakan seragam," kata Edy

Namun setelah insiden itu, Pangkostrad melarang Kostrad menjadi suporter kolektif pada setiap pertandingan baik dalam kompetisi Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3.

Keterlibatan TNI pada kompetisi sepak bola Indonesia tidak lepas dari masuknya PS TNI dalam kompetisi. Kondisi ini membuat banyak prajurit yang memberikan dukungan langsung ke lapangan meski tidak menggunakan seragam.

Gesekan dengan suporter lain beberapa kali terjadi. Sebelum pertandingan antara Persita melawan PSMS Medan, gesekan terjadi saat pertandingan Persegres Gresik United melawan PS TNI pada Torabika Soccer Championship (TSC).