Denpasar (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia, M. Wahid Supriyadi, mengatakan bahwa wisatawan dari negeri itu tidak terpengaruh dengan kondisi siaga darurat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, meskipun saat ini masih berstatus awas.

"Mereka cukup paham, Bali itu tidak hanya Gunung Agung saja. Jadi, tidak ada pengaruh," katanya, setelah mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha di Gedung Bank Indonesia di Denpasar, Bali, Senin.

Wahid menyatakan selama berada di Negeri Beruang Merah itu, masyarakat setempat tidak terlalu mengkhawatirkan terkait status awas di gunung api setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika, menurut dia, juga telah menyampaikan kepada dirinya bahwa pariwisata di Pulau Dewata masih aman di tengah status awas Gunung Agung.

Saat ini, dikemukakannya, keinginan wisatawan dari Rusia mengunjungi Bali cukup tinggi terbukti dengan banyaknya penerbangan sewa khusus (carter) ke Bali, karena belum ada penerbangan langsung dari negara itu.

Selama ini mereka terbang ke Bali melalui Timur Tengah atau Singapura dengan jarak tempuh yang memakan waktu sekitar 18 jam, sedangkan penerbangan langsung bisa memangkas tujuh jam menjadi 11 jam penerbangan, ujarnya.

Untuk itu, ia mengharapkan maskapai penerbangan nasional mampu menangkap peluang besar wisatawan dari Rusia untuk mengakomodasi mereka berwisata ke Indonesia.

Terkait jumlah kunjungan wisatawan dari Rusia ke Bali, maka Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat sebanyak 1,6 persen dari total jumlah wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata mencapai hampir empat juta orang pada periode Januari-Agustus 2017.

Jumlah tersebut melonjak dibandingkan periode sama dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 1,4 persen dari total 3,19 juta wisatawan asing.

Meskipun porsi total wisatawan dari Rusia di Bali tidak terlalu besar, namun pengeluaran mereka selama di Bali tercatat menduduki peringkat keempat, yakni sekira Rp15,4 juta.

Wisatawan Rusia menginap selama 12,6 hari di Bali, atau terlama kedua setelah wisatawan dari Jerman dengan rata-rata pengeluaran sekira Rp1,2 juta per hari.