Jakarta (ANTARA News) - Senyawa psikoaktif yang terjadi secara alami dalam "jamur ajaib" dapat membantu mengurangi gejala depresi dan juga mengatur ulang atau "me-reset" aktivitas otak pada pasien, demikian sebuah penelitian melaporkan.




Temuan itu menunjukkan bahwa jamur Psilocybin, juga dikenal sebagai jamur psikedelik, secara efektif mengatur ulang aktivitas rangkaian otak utama yang diketahui berperan dalam depresi.




"Kami telah menunjukkan untuk pertama kalinya terjadi perubahan jelas dalam aktivitas otak pada orang-orang depresi yang diobati dengan psilocybin, setelah gagal menggunakan pengobatan konvensional," kata Robin Carhart-Harris, Kepala Penelitian Psychedelic di Imperial College London dikutip The Indian Express.




"Beberapa pasien kami menggambarkan perasaan bagaikan ‘reset’ setelah perawatan. Psilocybin mungkin memberi orang ini tendangan awal sementara yang mereka butuhkan untuk keluar dari keadaan depresi mereka dan hasil pencitraan ini secara tentatif mendukung analogi reset," Carhart-Harris menambahkan.




Pada penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports tersebut, tim memeriksa pasien dengan bentuk pengobatan dua dosis psilocybin (10 miligram dan 25 miligram).




Setelah perawatan, pasien melaporkan penurunan gejala depresi, sesuai dengan perbaikan mood dan stres yang mereda.




Pencitraan MRI fungsional menunjukkan penurunan aliran darah di daerah otak, termasuk amigdala, yakni daerah otak berbentuk almond kecil yang diketahui terlibat dalam memproses respons emosional, stres dan ketakutan.




Manfaat ini bertahan hingga lima minggu setelah perawatan, kata periset.




Semantara masih menjadi temuan awal yang menggembirakan, pasien dengan depresi seharusnya tidak mencoba untuk mengobati diri sendiri, karena hal-hal mungkin akan terganggu jika komponen psikologis pengobatan yang ekstensif terbengkalai, para periset memperingatkan.