Jalur Palu-Kulawi sudah kembali normal
16 Oktober 2017 10:56 WIB
Ilustrasi - Alat berat membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan pada jalur Trans Sulawesi Kawasan Pegunungan Kebun Kopi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (18/7/2017).(.ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Palu (ANTARA News) - Arus kendaraan yang melintasi jalur Palu-Kulawi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang sebelumnya sempat putus akibat bencana banjir dan tanah longsor, kini sudah kembali normal.
"Memang kendaraan mobil sudah bisa lewat, tetapi kondisi jalan masih memprihatinkan dan rawan kecelakaan," kata Herman, salah seorang sopir angkutan pedesaan Palu-Kulawi kepada Antara, Senin.
Ia mengatakan saat ini jalur provinsi yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Sigi dengan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng tersebut sempat terputus menyusul bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada 14 Oktober 2017.
Dia mengatakan ada beberapa titik longsor dan banjir di poros Palu-Kulawi, terutama antara Desa Salua, Kecamatan Gumbasa dengan Desa Sadaunta, Kecamatan Kulawi.
Hal senada juga disampaikan Jerry, seorang warga Desa Makuhi, Kecamatan Kulawi Selatan. Ia mengatakan jalur yang sempat putus itu, kini sudah bisa dilewati kendaraan.
Pemkab Sigi, kata dia, sehari setelah bencana longsor dan banjir di ruas jalan provinsi itu langsung melakukan upaya perbaikan.
Pemkab Sigi menurunkan sejumlah alat berat untuk membersihkan badan jalan dari material tanah longsor dan pohon tumbang agar kendaraan barang maupun jasa bisa melewati jalur tersebut.
Masalahnya, kata dia, tidak ada jalur lain. Jalur itu merupakan satu-satunya media perhubungan darat yang sangat vital bagi masyarakat di empat kecamatan di Kabupaten Sigi.
Tiga kecamatan itu adalah kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Lindu.
Jika akses jalannya putus, maka akan sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat di empat wilayah tersebut. Selama ini, kata Jerry, semua hasil bumi masyarakat di empat kecamatan di Kabupaten Sigi itu dijual ke Kota Palu.
Sebaliknya berbagai jenis kebutuhan sehari-hari masyarakat selama ini dibeli di Kota Palu dan diangkut dengan mobil ke wilayah itu menggunakan jalur Palu-Kulawi.
"Memang kendaraan mobil sudah bisa lewat, tetapi kondisi jalan masih memprihatinkan dan rawan kecelakaan," kata Herman, salah seorang sopir angkutan pedesaan Palu-Kulawi kepada Antara, Senin.
Ia mengatakan saat ini jalur provinsi yang menghubungkan tiga kecamatan di Kabupaten Sigi dengan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng tersebut sempat terputus menyusul bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada 14 Oktober 2017.
Dia mengatakan ada beberapa titik longsor dan banjir di poros Palu-Kulawi, terutama antara Desa Salua, Kecamatan Gumbasa dengan Desa Sadaunta, Kecamatan Kulawi.
Hal senada juga disampaikan Jerry, seorang warga Desa Makuhi, Kecamatan Kulawi Selatan. Ia mengatakan jalur yang sempat putus itu, kini sudah bisa dilewati kendaraan.
Pemkab Sigi, kata dia, sehari setelah bencana longsor dan banjir di ruas jalan provinsi itu langsung melakukan upaya perbaikan.
Pemkab Sigi menurunkan sejumlah alat berat untuk membersihkan badan jalan dari material tanah longsor dan pohon tumbang agar kendaraan barang maupun jasa bisa melewati jalur tersebut.
Masalahnya, kata dia, tidak ada jalur lain. Jalur itu merupakan satu-satunya media perhubungan darat yang sangat vital bagi masyarakat di empat kecamatan di Kabupaten Sigi.
Tiga kecamatan itu adalah kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro dan Lindu.
Jika akses jalannya putus, maka akan sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat di empat wilayah tersebut. Selama ini, kata Jerry, semua hasil bumi masyarakat di empat kecamatan di Kabupaten Sigi itu dijual ke Kota Palu.
Sebaliknya berbagai jenis kebutuhan sehari-hari masyarakat selama ini dibeli di Kota Palu dan diangkut dengan mobil ke wilayah itu menggunakan jalur Palu-Kulawi.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: