Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menghadirkan program "BBM Satu Harga", yang kali ini berlokasi di Desa Tanah Hitam, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Siaran pers Kementerian ESDM di Jakarta, Minggu menyebutkan SPBU modular yang hadir di salah satu daerah terluar dan berbatasan dengan Malaysia ini merupakan titik ke-26 dalam penyaluran "BBM Satu Harga" di Indonesia.

Peresmian SPBU Modular Paloh dilangsungkan Minggu, dengan ditandai pengguntingan pita oleh Komite BPH Migas M Ibnu Fajar didampingi Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Harya Adityawarman, General Manager MOR VI PT Pertamina (Persero) Yanuar Budi Hartanto, Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, dan Anggota Komisi VII DPR Katherine Angela Oendoen.

Saat peresmian itu, masyarakat menyambut gembira hadirnya SPBU di Kecamatan Paloh karena kini tidak perlu lagi pergi ke Kota Kabupaten Sambas yang harus ditempuh sekitar dua jam perjalanan untuk membeli BBM.

"Sekarang kami tidak susah lagi mendapatkan BBM. Hadirnya SPBU ini kami harap juga dapat mendorong perekonomian khususnya infrastruktur (jalan) di Sambas," ujar Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili menyampaikan pujiannya dan harapan atas diresmikannya SPBU pertama di Kecamatan Paloh itu.

Menjawab harapan tersebut, Harya Adityawarman mengungkapkan BBM di SPBU akan disalurkan secara langsung kepada konsumen dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga akan mendorong perkembangan perekonomian daerah.

"Bila sebelumnya warga membeli BBM secara eceran dengan harga Rp7.500-9.000 per liternya, sekarang warga dapat membeli BBM dengan harga yang sama dengan wilayah lain yakni Rp6.450 per liter untuk Premium dan Rp5.150 per liter untuk solar," ujarnya.

Lebih lanjut Harya menjelaskan, peresmian SPBU Modular Paloh merupakan bagian dari Program "BBM Satu Harga" yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Program ini bertujuan agar harga BBM yang sama dapat dinikmati oleh rakyat di seluruh Indonesia, khususnya di kawasan timur dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)," ujarnya.

Pada kesempatan itu, anggota DPR Katherine Angela Oendoen mengucapkan terima kasihnya kepada Kementerian ESDM, BPH Migas, dan Pertamina, dalam mewujudkan program "BBM Satu Harga" di Kalimantan Barat.

"Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan BBM Satu Harga dengan sebaik-baiknya. Khusus untuk warga yang dekat dengan SPBU, tolong dipertimbangkan ulang bila ada yang ingin menjual lagi secara eceran," ujarnya.

Sementara itu, Yanuar Budi Hartanto menegaskan bahwa peresmian "BBM Satu Harga" di Paloh ini merupakan simbol komitmen mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Salah satu tantangannya adalah sulitnya mencari investor untuk membangun SPBU di daerah remote (terpencil). Dalam pembangunan di sini, infrastruktur menjadi kendala utama, tercatat tiga kali mobil Pertamina amblas dan mobil tangki tidak bisa menyeberang sungai," ungkapnya.