Kebun amarilis di Patuk sedot ratusan wisatawan tiap hari
15 Oktober 2017 18:11 WIB
Wisatawan mengunjungi Taman Bunga Amarilis (Amaryllis) di Salam, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (18/7/2017). Tanaman bunga musiman yang dilestarikan warga secara swadaya tersebut menjadi alternatif tujuan wisatawan di Gunungkidul. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Gunung Kidul (ANTARA News) - Kebun bunga amarilis di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sedang mekar mampu menyedot ratusan wisatawan setiap hari.
Pemilik lahan bunga amarilis Sukadi di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan bunga amarilis mekar sejak beberapa hari lalu, dan diperkirakan akan terus berbunga hingga dua minggu.
"Amarilis dikembangkan di lahan seluas 5.000 meter persegi mekar secara bersamaan. Sekarang jumlah bunganya lebih banyak dibanding 2015," katanya.
Ia mengatakan supaya tetap terjaga keindahannya, dirinya sudah menyiapkan spot foto untuk pengunjung, dan juga dipasang garis pembatas antara pengunjung dan bunga.
"Tempat foto sederhana supaya pengunjung bisa foto tanpa harus merusak tanaman," katanya.
Sukadi mengharapkan wisatawan atau pengunjung tetap menjaga ketertiban dan mencintai lingkungan. Dengan demikian keindahan musim bunga amarilis bisa dinikmati dengan menyenangkan. Ia juga menyediakan bibit bunga amarilis dijual dengan harga satu pot Rp3.000 sampai Rp5.000.
"Bunga amarilis hanya mampu berbunga dua minggu," katanya.
Sementara salah seorang pengunjung Kismaya mengatakan sengaja datang untuk menikmati keindahan bunga amarilis. "Kebetulan baru pulang dari kuliah, dan mampir untuk foto," katanya.
Sementara itu, Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengatakan trend bunga amarilis langsung direspon cepat warga dengan membuat motif batik. Motif batik bunga amarilis, sudah mendapatkan hak paten.
"Saat ini sudah banyak dipasarkan, kata Haryo Ambar.
Pemilik lahan bunga amarilis Sukadi di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan bunga amarilis mekar sejak beberapa hari lalu, dan diperkirakan akan terus berbunga hingga dua minggu.
"Amarilis dikembangkan di lahan seluas 5.000 meter persegi mekar secara bersamaan. Sekarang jumlah bunganya lebih banyak dibanding 2015," katanya.
Ia mengatakan supaya tetap terjaga keindahannya, dirinya sudah menyiapkan spot foto untuk pengunjung, dan juga dipasang garis pembatas antara pengunjung dan bunga.
"Tempat foto sederhana supaya pengunjung bisa foto tanpa harus merusak tanaman," katanya.
Sukadi mengharapkan wisatawan atau pengunjung tetap menjaga ketertiban dan mencintai lingkungan. Dengan demikian keindahan musim bunga amarilis bisa dinikmati dengan menyenangkan. Ia juga menyediakan bibit bunga amarilis dijual dengan harga satu pot Rp3.000 sampai Rp5.000.
"Bunga amarilis hanya mampu berbunga dua minggu," katanya.
Sementara salah seorang pengunjung Kismaya mengatakan sengaja datang untuk menikmati keindahan bunga amarilis. "Kebetulan baru pulang dari kuliah, dan mampir untuk foto," katanya.
Sementara itu, Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengatakan trend bunga amarilis langsung direspon cepat warga dengan membuat motif batik. Motif batik bunga amarilis, sudah mendapatkan hak paten.
"Saat ini sudah banyak dipasarkan, kata Haryo Ambar.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: