Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dalam jajak pendapat yang dirilis Jumat memperlihatkan masih sangat populer, dan sangat berbeda dengan hasil survei awal pekan ini yang menunjukkan penurunan tajam terhadap kepercayaan dan kepuasan publik.




Sebanyak 80 persen dari 1.200 warga Filipina yang disurvei oleh pollster Pulse Asia akhir bulan lalu memperlihatkan bahwa mereka mempercayai dan menyetujui Duterte, namun angka tersebut sedikit turun dibandingkan survei Juni 2017 yang mencapai 81 persen dan 82 persen.




Peringkat ”penerimaan” menilai kinerja presiden dan peringkat “kepercayaan" berkaitan dengan kepribadiannya dalam survei Pulse Ais, yang tidak meminta responden untuk memberikan alasan.




Sedangkan, jajak pendapat yang dilakukan Social Weather Stations dan dirilis pada Minggu (8/10) menunjukkan kepercayaan dan kepuasan Duterte, termasuk peringkat kepribadian dan kinerja, jatuh ke tingkat terendah masa kepresidenannya.




Jajak pendapat tersebut masih menunjukkan bahwa dia tetap populer, meskipun penurunan sebesar 15 poin dan 18 poin masing-masing signifikan.




Penurunan itu terjadi setelah demonstrasi oleh ribuan orang Filipina dan pemeriksaan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait perang Duterte terhadap narkoba, yang dipicu oleh pembunuhan seorang remaja pada 16 Agustus oleh polisi.




Sejak Duterte menjabat 15 bulan yang lalu, lebih dari 3.900 orang terbunuh dalam operasi anti-narkotika. Polisi mengatakan bahwa para korban dipersenjatai dan mereka melakukan perlawanan keras dalam setiap kasus.




Polisi juga menolak tuduhan kelompok hak asasi manusia (HAM) yang mengatakan bahwa mereka mengeksekusi pengguna narkoba dan pengedar yang dicurigai.




Duterte minggu ini memerintahkan polisi untuk mundur dari kampanye tersebut, yang menurut kantornya ditujukan untuk mengalihkan fokus pada target yang lebih besar dalam operasi oleh lembaga penegakan narkoba. Duterte belum mengatakan apa yang mempengaruhi keputusannya itu.




Para analis tidak dapat menjelaskan mengapa ada perbedaan besar dalam hasil survei oleh dua lmbaga yang masing-masing memiliki kredibilitas.




Akademisi Edmund Tayao mengatakan bahwa jajak pendapat Pulse menunjukkan bahwa masyarakat masih mengakui pentingnya perang melawan narkoba, dan Duterte akan mematuhi agenda kebijakannya.




“Sikap presiden tidak berubah, berapa pun jumlahnya. Apakah survei ini akan menghasilkan perubahan besar pada kebijakannya, saya kira tidak,” kata Tayao.




Ranjit Rye dari Universitas Filipina mengatakan bahwa jajak pendapat terakhir menunjukkan bahwa, meski mengalami kemunduran dan pemberitaan utama yang parah, Duterte tidak kehilangan daya tariknya.




"Meskipun semua suara politik, semua oposisi terhadap presiden, dia terus menjadi sangat populer dan orang-orang menyetujui kepemimpinannya," kata Rye kepada saluran berita ANC, seperti dikutip Reuters.